Selasa, 02 April 2013

LAPORAN BACAAN


Nama              : Riswanto Lago
Semester         : VIII
Dosen              : Drs. Abson Kawangung
Mata kuliah   : Filsafat pendidikan Kristen

Sejarah Singkat Lahirnya Filsafat
Sejarah awal lahirnya filsafat berkembang melalui kebudayaan dan peradaban Yunani kuno, lalu abad pertengahan, modern sampai abad kontemporer.
Bertrand Russell (1946), dalam bukunya History of Western Philosophy, menjelaskan bahwa munculnya filsafat di Yunani tersebut akibat kemahiran bangsa Yunani dalam merajut dan menyempurnakan peradaban besar lainnya pada saat itu seperti Mesir dan Mesopotamia. Tesis Russell juga sejalan dengan pandangan Van Peursen ketika membagi latar masalah kebudayaan manusia yang memiliki tiga ciri perkembangan khas, yaitu mitis, ontologis dan fungsional.
Sekitar abad ke-7 SM, di Yunani mulai berkembang suatu pendekatan yang sama sekali berlainan disbanding masa-masa sebelumnya, yaitu pendekatan filsafat. Sejak saat itulah orang mulai mencari jawaban rasional tentang berbagai problem yang dihadapai, termasuk beragam masalah mengenai alam semesta. Sejak saat itu juga peran mitos, legenda, kepercayaan, dan agama telah tergantikan oleh fungsi logos (akal budi, rasio) dan berkembang sebagai sebuah khazanah ilmu pengetahuan.
Siapa saja filosof Yunani yang paling berjasa dalam melahirkan dan mengembangkan pemikiran filsafat periode awal? Banyak ahli filsafat memberi kesimpulan bahwa filosof Yunani pertama yang berhak diberi gelar tersebut ialah Thales. Meskipun sebetulnya para filosof yang terbesar lainnya masih banyak seperti Socrates, Plato dan Aristoteles, namun Thales-lah filosof yang pertama kali melahirkan gagasan-gagasan kritis mengenai semua kehidupan ini yang, katanya, berawal dari Air. Lalu, tesis tersebut mengundang perdebatan hingga saat ini dan melahirkan banyak aliran pemikir, ilmuan, dan pemikir besar dunia.
Peristiwa munculnya filsafat di Yunani terbilang sebagai peristiwa unik dan ajaib (The Greek Miracle). Hal itu dipengaruhi oleh banyak faktor yang mendahului dan seakan-akan mempersiapkan lahirnya filsafat di Yunani kuno. Dalam hal ini, K. Bertens (1990) menyebutkan ada tiga faktor, yaitu:

1.      Mitos bangsa Yunani. Layaknya bangsa-bangsa besar lainnya, Yunani juga memiliki banyak mitologi. Mitologi tersebut dapat dianggap sebagai perintis yang mendahului filsafat.
2.      kesusastraan Yunani. Dua karya puisi Homeros yang berjudul Iliyas dan Odyssea mempunyai kedudukan istimewa dalam kesusastraan Yunani. Syair-syair dalam karya tersebut sudah lama digunakan sebagai semacam buku pendidikan untuk rakyat di Yunani.
3.      Pengaruh ilmu pengetahuan. Pengaruh ilmu pengetahuan dari bangsa lain dalam menerima beberapa unsur ilmu pengetahuan juga merupukan faktor lainnya. Seperti ilmu ukur dan ilmu hitung sebagaian besar dari Mesir. Pengaruh Babilonia dalam perkembangan ilmu astronomi di negeri Yunani. Pada bangsa Yunanilah didapatkan ilmu pengetahuan yang bercorak dan sungguh-sungguh ilmiah.
Dalam banyak literatur filsafat mutakhir, klasifikasi tahap sejarah filsafat Barat dibagi menjadi empat tahap penting, yaitu Filsafat Klasik, Abad Pertengahan, Modern, dan Kontemporer. Di era filsafat klasik ini, khazanah pemikiran filsafat dibagi menjadi dua zaman, yakni: pra-Socrates dan zaman keemasan.
A.    Metode Penelitian dalam Filsafat
Apa itu metode
Metode bersal dari kata Yunani Methodos, sumbangan kata depan meta (ialah : menuju, melalaui, mengikuti, sesudah), dan kata benda hodos (ialah : jalan, Perjalanan, cara, arah). Kata Methodos sendiri lalau berarti : penelitian, metode ilmiah, hipotesa ilmiah. Metode ialah: cara bertindak menurut system aturan tertentu. Maksud metode ialah : seupaya kegiatan praktis terlksana secarea rasional dan terarah, agar mencapai hasil optimal.


Metode dan Filsafat
Apa hubungan metode dan filsafat, sangat  berhubungan sekali karena secara tidak langsung filsafat pun membutuhkan metode untuk mempermudah dalam berfilsafat, dan untuk mempelajari filsafat ada tiga macam, ia itu metode mempelajari filasafat, metode sistematis, dan metode keritis.
Menggunakan metode sistematis, berarti pelajar menghadapi karaya filsafat. Mislanya mula-mula pelajar menghadapi teori pengetahuan yang terdiri atas bebrapa cabang filsafat, setelah itu ia mempelajari teori hakikiat yang merupakan cabang lain. Kemudian ia mempelajari teori nilai atau filadafat tatkala membahas setiap cabang atau cabang itu, aliran-aliran akan terbahas. Dengan belajar filsafat melalui metode ini perhatian kita terpusat  pada isi filsafat, bukan pada tokoh atau pun periode.
Adapun metode historis digunakan bila para pelajar mempelajari filsafat dengan cara mengikuti sejarah, jadi sejarah pemikiran , ini dapat dilakukan dengan membicarakan tokoh demi tokoh menurut kedudukannya dalam sejarah, misalnya dimulai dari membicarakan filsafat Thales, membicarakan riwayat hidupnya, pokok ajarannya, lantas dalam teori pengetahuan, teori hakikat, maupun dalam teori nilaiu. Lantas setelah mengetahui thales dari mulai pemikiranya, dilanjutkan lagi misalnya Heraklitus, Pramendes, Sokrates, Demokritus, Plato, dan tokoh-tokoh lainnya. Metode kritis digunakan oleh mereka yang mempelajari filsafat tingkat intendif.Pelajar haruslah sedikit-banyak telah memiliki pengetahuan filsafat, langkah pertama haruslah sedikit-sedikit telah memiliki pengetahuan filsafat, langkah pertama memahami isi ajaran, kemudian pelajar menagajukan keritiknya. Keritik itu dalam bentuk menantang, dapat juaga mengeritik mungkin dengan menggunakan pendapatnya sendiri atau pun menggunakan filsafat lain.Seperti itulah pandangan metode pembelajarn filsafat, menurut Prof. Ahmad Tasfsir.
  Apa itu penelitian ?
Penelitian adalah terjemaah dari kata Inggris research.Research itu sendiri berasal dari kata re, yang berarti “kembali” dan to search yang berarti “mencari”. Dengan demikian research atau riset adalah “mencarai kembali”.
Menurut kamus Webster’s new international, penelitian adalah penyelidikan yang hati-hati dan kritis dalam mencari fakta dan prinsip-prinsip suatu penyelidiakn yang amat cerdik untuk menetapkan seseuatu. Menurut seorang Ilmuan, hillay (1956) menyatakan bahwa penelitian tidalain adalah suatu metode setudi yang dilakukuan seseorang melalui, sehingga diperoleh pemecahan yang tepat terhadap suatu metode untuk menemukan kebenaran, sehingga penelitian juaga merupakan metode berfikir secara kritis.
Whitney mengutip beberapa definisi tentang penelitian yang diturunkan di bawah ini ;
1.      Penelitian adalah pencarai atas sesuatu (inquriry) secara sisitematis dengan penekanan bahwa pencarian iniu dilakukan terhadap masalah-masalah yang dapat dipecahkan (Parsons, 1946).
2.      Penelitian adalah seuatu pencaraian fakta menurut objektif yang jelas untuk menemukan hubungan antara fakta dan menghasilkan salil atau hokum. (John, 1949).
3.      Penelitian adalah transpormasi yang terkendalikan atau terarah dari situasi yang dikenal dalam kenyatan-kenyatan yang ada padanya dan hubungannya, seperti menghubungkan unsure dari situasi orsinil menjadi suatu keseluruahan yang bersatu padu. (Dewwy.1936).
4.      Penelitian merupakan sebuah metode untuk menemukan kebenaran yang juga merupakan sebuah pemikiran kritis (critical thingking) (Woody, 1927).
Dari tanggapan serta defenisi-defenisi tentang penelitian, maka nyat bahwa penelitian adalah suatu penyelidikan yang terorganisir.Selain itu penelitian juga bertujuan untuk mengubah kesimpulan-kesimpulan yang telah diterima ataupun mengubah dalil-dalil dengan adanya aplikasi dari dalil-dalil tersebut.
Dari ditulah penelitian dapat diartikan sebagai pencarian pengetahuan dan pemberi arati yang hati-hati dan kritis untuk menemukan seseuatu yang baru.
Metode Penelitian Filsafat
Metode penelitian filsafat adalah mencari cara berfikir filsafat dari mulai abad sebelum masehi sampai sekarang, dan salah satu sayrat kevalidan untuk memperkuat bahwa itu hasil pemikiran filosof terdahulu maka harus ada bukti teks tual, yaitu menemukan catatan atau dokumen dahulu untuk memperkuat bahwa pemikiran yang kita temukan itu benar-benar dari filosof terdahulu dikumpulkan secara sistematis, darimulai pemikiran abad sebelum Masehi sampai sekarang ini, maka ketika kita sudah mampu mengumpulkan pemikiran filsafat dan di susun secara sistematis, maka bisa dikatakan itu semua hasil metode penelitaian filsafat.
B.     Sisematika Filsafat
Ialah hasil berpikir tentang segala sesuatu yang ada dan mungkin ada yang telah tersusun secara sistematis. Sistematika filsafat bisa disebut juga dengan struktur filsafat. Secara garis besar filsafat dibagi dalam tiga cabang, yaitu teori pengetahuan (epistemologi) atau pemikiran filosof tentang pengetahuan yaitu membicarakan cara memperoleh pengetahuan, teori hakikat (ontologi) yaitu membicarakan pengetahuan itu sendiri, dan teori nilai (axiologi) yaitu pemikiran filosof tentang nilai yaitu membicarakan guna pengetahuan itu.
Secara garis besar struktur filsafat terdiri dari tiga cabang yaitu :
a. Epistemologi
Epistemologi berasal dari kata yunani, episteme dan logos. Episteme biasa diartikan pengetahuan atau kebenaran, dan logos diartikan pikiran, kata atau teori. Epistemologi secara etimologi dapat diartikan teori pengetahuan yang benar. Epistemologi membicarakan sumber pengetahuan, terjadinya pengetahuan, asal usul mulai pengetahuan, dan bagaimana cara memperoleh tentang pengetahan. Tatkala manusia baru lahir ia tidak mempunyai pengetahuan sedikit pun. Nanti tatkala ia 40 tahun pengetahuanya banyak sekali sementara kawanya yang seumur dengan dia mungkin mempunyai pengetahuan yang lebih banyak daripada dia dalam bidang yang sama atau berbeda bagaimana mereka itu masing-masing mendapat pengetahuan itu. Hal-hal semacam ini adalah adalah termasuk kajian epistemologi.
Filsafat dapat dibedakan dibedakan kepada dua pembagian utama: (1) bersifat teoritis, yang mengacu kepada pengetahuan tentang segala sesuatu sebagaimana adanya. Perwujudannya tercermin dalam dunia akali, termasuk jiwa. (2) bersifat praktis, yang mengacu pada pencapaian kesempurnaan-kesempurnaan yang cocok bagi jiwa. Perwujudannya adalah mendekatkan diri kepada Tuhan melalui semacam imitatio dei yang membuat jiwa berhak memperoleh suatu hak yang istimewa seperti itu.
b. Ontologi
Setelah membenahi cara memperoleh pengetahuan filosof mulai meghadapi objek-objeknya untuk memperoleh pengetahuan objek-objek itu dipirkan secara mendalam sampai pada hakekatnya inilah sebabnya bagian ini dinamakan teori hakekat ada yang menamakan bagian ontologi.
Bidang pembicaraan teori hakikat luas sekali segala yang ada dan yang mungkin ada yang boleh juga mencakup pengetahuan dan nilai. Apa itu hakekat ? hakikat ialah realitas : realitas ialah ke-real-an; real artinya kenyataan yang sebenarnya ; jadi hakikat kenyataan yang sebenarnya kenyataan sebenarnya sesuatu, bukan keadaan sementara atau keadaan yang menipu , hukum keadaan yang berubah.
c. Axiologi
Teori nilai mencakup dua cabang filsafat yang terkenal yaitu etika dan estetika. Yang pertama membicarakan hal baik-buruk perbuatan manusia, dan yang kedua membicarakan indah tidak indah pada seni, baik seni yang dibuat oleh manusia maupun seni yang dibuat oleh bukan manusia.
Kegunaan filsafat dalam rumusan itu terlalu umum sehingga sulit dipahami. berikut ini dicoba menjelaskan kegunaan filsafat hampir ditingkat teknis operasional. Untuk mengetahui kegunaan filsafat atau untuk apa filsafat itu digunakan atau apa sih guna filsafat itu , kita dapat memulainya dengan melihat filsafat sebagai tiga hal pertama sebagai tiga hal pertama sebagai kumpulan teori kedua filsafat sebagai pandangan hidup [philosophy oflife] dan ketiga filsafat sebagai metode pemecahan masalah.
Filsafat sebagai kumpulan teori filsafat digunakan untuk memahami dan mereaksi dunia pemikiran filsafat. Sebagai philosophy of life gunanya ialah untuk untuk petunjuk dalam menjalani kehidupan lebih singkat lagi untuk dijadikan agama. Filsafat sebagai methodology dalam memecahkan masalah ada berbagai cara yang ditempuh orang bila ia hendak menyelesaikan sesuatu masalah kemungkinan ia menyelesaikan masalah itu melalui cara sains berarti pusat perhatianya pada fakta empirik biasanya penyelesaianya tidak utuh karena fakta empirik tidak pernah utuh mungkin orang menyelesaikanya masalah melalui cara filsafat inilah yang sedang kita bahas mungkin juga orang menyelesaikannya melalui cara mistik. Sesuai dengan sifat filsafat ia menyelesaikannya masalah secara mendalam dan Universal penyelesaian masalah secara mendalam artinya ia menyeleaikan dengan cara pertama–tama mencari penyebab yang paling awal munculnya masalah Universal artinya melihat masalah dalam hubungan seluas-luasnya seperti kasus pencurian ia tidak hanya melihat dari segi penjagaan, keamanan fisik yaitu ronda malam tapi juga dari segi kemiskinan yang menyebabkan orang terpaksa mencuri selain itu dilihat dari segi keamanan, biasanya orang mencuri karena lemah imanya.
C.     Filsafat, Ilmu pengetahuan, dan teknologi
Filsafat dan Iptek
Pilar utama pembangun filsafat ialah pemikiran kritis dan rasional. Filsafat tidak hanya mencari ide-ide baru, tetapi juga melakukan analisa dan pengujian terhadap buah pemikiran baru tersebut. Selalu terdapat kontroversi antara dua filusuf dengan pandangan yang berbeda pada setiap zaman. Anselm dari Canterbury dan Gaunilo dari Marmoutiers, Bertrand Russell dan Kurt Gdel, Ren Descartes dan Blaise Pascal, Leonhard Euler dengan Daniel Bernoulli dan Gottfried Leibniz dengan Christian Wolff, Bishop Berkeley dan Samuel Johnson, Immanuel Kant dan David Hume, dan lainnya. Hal ini bukan berarti filsafat memiliki kecintaan akan kontroversi. Pemikiran kritis dan rasional akan melahirkan analisa dan pengujian yang baik. Setiap analisa dan pengujian akan melahirkan pihak yang mengajukan klaim dan oposisinya. Hal inilah yang menyebabkan banyaknya kontroversi pada sejarah filsafat.
Filsafat mengamati fenomena. Fenomena merupakan segala sesuatu yang dapat dilihat, dialami, atau dirasakan. Sebuah fenomena bersifat netral, maksudnya adalah sebuah fenomena terjadi secara alami, dan terjadi tanpa menguntungkan atau merugikan siapapun. Fenomena juga dapat bersifat tidak dikehendaki, terjadi di luar pola yang ada dan biasanya memihak, dalam artian memberikan keuntungan bagi satu pihak dan memberikan kerugian bagi pihak lainnya. Fenomena yang bersifat netral disebut sebagai masalah, dan fenomena yang tidak netral disebut persoalan. Masalah merupakan sesuatu yang dipelajari untuk dimengerti penyebab dan cara kerjanya. Persoalan merupakan sesuatu yang tidak dikehendaki, karenanya dipelajari untuk dicari penyelesaiannya. Contoh dari sebuah masalah ialah keberadaan sebuah sungai, atau fenomena hujan. Sedangkan contoh dari persoalan misalnya banjir yang dapat disebabkan oleh meluapnya sungai. Perhatikan bagiamana dalam contoh yang diberikan, sebuah masalah (sungai) dapat berubah menjadi sebuah persoalan (banjir)!
Filsafat pada perkembangannya akan menghasilkan ilmu pengetahuan, dan ilmu pengetahuan pada perkembangannya akan menghasilkan teknologi. Ilmu bersifat pasteritori, yakni kesimpulan ditarik setelah dilakukan pengujian berulang. Filsafat, di lain pihak, bersifat priori, yaitu kesimpulan ditarik berdasarkan pemikiran dan perenungan, bukan pengujian berulang. Filsafat merangsang kelahiran keinginan untuk observasi dan eksperimen karena proses berpikirnya yang kritis dan rasional. Observasi mendalam dan eksperimen berulang akhirnya akan menghasilkan ilmu pengetahuan baru. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa ketika seorang filusuf merenungkan dan mendalami sebuah masalah, maka ia menghasilkan sebuah ilmu pengetahuan baru untuk menjelaskan sebab-akibat dari sebuah masalah. Hal ini jugalah yang menyebabkan hampir semua filusuf awal juga merangkap sebagai ilmuwan. Misalnya: Plato, Aristotle, dan Pythagoras. Pada perkembangan lebih lanjut, filusuf yang merangkap ilmuwan jarang ditemui karena perkembangan ilmu filsafat pada tingkat praktis dikalahkan oleh perkembangan iptek pada tingkat praktis.
Ketika seorang filusuf merenungkan dan mendalami sebuah persoalan, maka ia akan menghasilkan sebuah teknologi baru untuk menyelesaikan persoalan tersebut. Teknologi umumnya memanfaatkan (menerapkan) ilmu pengetahuan untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Dalam dunia pendidikan modern, pengembangan teknologi bahkan memiliki cabang ilmunya sendiri, yaitu Rekayasa (Engineering). Perkembangan teknologi manusia sudah bermula dari zaman purba, ketika sebuah batu dan kayu diikatkan untuk menjadi tombak atau ketika roda diciptakan untuk mempermudah perpindahan tempat tinggal manusia. Teknologi biasanya dimanfaatkan untuk memudahkan manusia dalam pengaturan dan adaptasi terhadap lingkungan. Secara sederhana, teknologi dapat didefinisikan sebagai pengembangan dan pemanfaatan berbagai ilmu pengetahuan, perangkat, teknik, sistem, atau metode untuk menyelesaikan sebuah masalah tertentu.
Perkembangan Filsafat dan Iptek pada Dunia Modern
Pada masa awal kelahirannya, filsafat dan iptek diajarkan dengan cara diskusi terbuka, baik yang sifatnya personal (antar dua orang) atau berkelompok. Transfer ilmu dilakukan melalui ceramah oleh para filusuf atau guru yang telah memiliki reputasi. Pada masa ini sampai ke masa awal pengembangan penulisan, pembelajaran masih tidak dilakukan secara sistematik. Pada perkembangan selanjutnya (di dunia pendidikan modern, yang dimulai sekitar 1000 tahun yang lalu) pendidikan baru dilakukan secara sistemik.
Dalam dunia modern, pendidikan atau transfer ilmu pengetahuan maupun metode pemikiran dilakukan pada sebuah institusi khusus, yaitu institusi pendidikan. Transfer ilmu dilakukan secara lisan maupun tulisan. Pembelajaran dasar-dasar ilmu yang telah terbukti dan teruji dilakukan pada institusi pendidikan dasar (di Indonesia: SD, SMP, SMA). Pendidikan lanjutan dan penelitian (pencarian pengetahuan baru) dilakukan pada institusi perguruan tinggi (Universitas). Sebuah perguruan tinggi memberikan gelar akademis, yang berarti perguruan tinggi tersebut memberikan pengakuan bahwa orang yang bergelar akademis dalam suatu bidang telah mendapatkan pendidikan yang memadai dalam bidang tersebut, dan bahkan mungkin telah berkontribusi kepada bidang ilmu tersebut. Gelar Sarjana diberikan kepada orang yang menuntut ilmu di perguruan tinggi (mahasiswa) dan telah dianggap menguasai sebuah bidang ilmu. Gelar Master dan Doktor diberikan kepada mahasiswa yang telah memberikan kontribusi dalam sebuah bidang ilmu tertentu. Seorang dengan gelar Master telah melakukan penelitian dan ujicoba penerapan teori lama pada lingkungan baru, sedangkan seorang Doktor biasanya telah mengembangkan teori baru untuk bidang ilmunya.
Kelebihan-kelebihan buku
Ø  Buku ini sangat baik guna memperluas wawasan untuk mengetahui bagaimana berfilsafat yang baik dan benar.
Ø  Buku ini baik membantu orang-orang untuk membangun keyakinan keagamaan atas dasar yang matang secara intelektual.
Ø  Dalam Buku filsafat  ini mencari hakikat kebenaran sesuatu, baik dalam logika (kebenaran berpikir), etika (berperilaku), maupun metafisik (hakikat keaslian).
Kekurangan-kekurangan buku
Ø  Jika buku ini dibaca oleh orang yang baru mengetahui filsafat maka akan sulit untuk dimengerti karena banyaknya istilah-istilah lain.
Ø  Dalam buku ini ada beberapa penulisan yang salah.
Hal-hal yang menarik dalam buku filsafat dalam terang iman kristen ini adalah
Ø  Hubungan antara filsafat dengan ilmu pengetahuan dan teologi, dimana banyak orang kristen tidak bengitu suka berfilsafat karena mengatakan Alkitablah yang benar. Memang Alkitab adalah firman Allah tetapi tidak ada jeleknya untuk mengunakan filsafat yunani.
Ø  Dalam berfilsafatpun dinasehatkan untuk berhati-hati dalam filsafat yang kosong (kolose 2:8). Supaya jangan terjebak dengan filsafat itu sendiri agar tidak berakibat pada pengangungan rasio, sedangkan imanya lemah.
Ø  Perbedaan filsafat umum dengan filsafat kristen. Filsafat umum masih bertanya tentang apa di balik Tuhan. Mereka belum menemukan suatu rahasia yang terselubung tentang keberadaan Tuhan. Filsafat kristenlah yang membawa filsafat umum mengerti tentang kebenaran.
Aplikasi dalam tugas pelayanan adalah sekalipun filsafat pada dasarnya berusaha mencari kebenaran, tetapi seorang kristen harus menyadari bahwa Tuhan yesus kristuslah satu-satunya kebenaran itu. Dan setiap orang yang melakukan tugas pelayanan bisa berfilsafat tetapi mengunakan filsafat kristen untuk menjangkau jiwa-jiwa supaya percaya kepada kebenaran itu sendiri yaitu Yesus kristus.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar