Selasa, 03 Desember 2013

MENGENANG SEORANG TOKOH

Finlay yang berdarah Prancis dan Skotlandia lahir pada 1833 di Puerto Principe yang kini bernama Camaguey, Kuba. Dia menempuh pendudukan di sekoah kedokteran Jefferson di Philadelphia. Dia kemudian menyelesaikan pendidikannya di Havana dan Paris sebelum menetap di Kuba dan membuka praktik kedokteran.

Pada 1879, Finlay ditunjuk pemerintah Kuba untuk bekerja dengan sebuah komisi Amerika Utara untuk mencari penyebab demam kuning. Dua tahun kemudian dia dikirim sebagai perwakilan Kuba untuk menghadiri Konferensi Sanitari Internasional kelima di Washington DC.

Di konferensi itu, Finlay mendesak dilakukannya penelitian terhadap vektor demam kuning dan kemudian menyebut bahwa karier penyakit itu adalah nyamuk Culex Fasciatus yang kini dikenal sebagai Aedes aegypti.

Saat Dewan Demam Kuning militer AS tiba di Kuba pada 1900, Finlay mendesak agar mereka mempelajari mengenai teori vektor-nyamuk yang diungkapkannya.

Akhirnya, hipotesa dan bukti yang diajukan oleh Finlay diterima oleh ketua dewan tersebut Walter Reed. Hal itu membuka jalan untuk pemusnahan demam kuning dan menyelamatkan ribuan nyama di Amerika Selatan, Karibia, Afrika, dan selatan Amerika Serikat.

Finlay meninggal pada Agustus 2015 akibat stroke di kediamannya di Havana. (theguardian.com)

Carlos Finlay
Yg dibawa lahir3 Desember 1833
Puerto Príncipe (Camagüey) , Cuba
Meninggal20 Agustus 1915 (umur 81)
Havana, Cuba
KebangsaanKuba
Alma materJefferson Medical College
DikenalNyamuk dan demam kuningpenelitian

Senin, 30 September 2013

MURID-MURID TUHAN YESUS


  1. Simon: yang diberi nama Petrus (Bahasa YunanipetrospetraBahasa Aramkēfas; artinya "Batu Karang") oleh Yesus, dikenal pula dengan sebutan Simon bar Yonah (Bahasa Aram) atau Simon bin Yunus, Kefas (Bahasa Aram), dan Simon Petrus. Pekerjaannya sebelum mengikut Yesus adalah nelayan dari Betsaida "di Galilea" (Yohanes 1:44; bdk. 12:21)
  2. Andreas: saudara Simon, nelayan dari Betsaida, dan murid Yohanes Pembaptis, adalah Rasul Yang Pertama Kali Dipanggil.
  3. Yakobus dan
  4. Yohanes: anak-anak Zebedeus, yang disebut Yesus Boanerges
  5. Filipus: dari Betsaida "di Galilea" (Yohanes 1:44, 12:21)
  6. Bartolomeus: dalam Bahasa Aram "bar-Talemai", "putra Talemai" atau "orang Ptolemais". Rasul ini diidentifikasikan dengan Natanael yang disebut dalam Injil Yohanes 1:45-1:51.
  7. Matius: si pemungut cukai, dianggap sama dengan Lewi anak Alfeus
  8. Tomas: namanya berasal dari kata bahasa Aram T'oma' = kembar, juga dikenal sebagai Didimus, dan kata bahasa Yunani Didymous = kembar
  9. Yakobus anak Alfeus: umumnya dikenal sebagai Yakobus Kecil. Kadang-kadang juga dikenal sebagai Yakobus Si Orang Benar[5]
  10. Tadeus (dalam Injil Matius dan Markus) atau Yudas anak Yakobus dalam Injil Lukas dan Kisah Para Rasul. Secara tradisional disebut Santo Yudas atau Rasul Yudas. Ada manuskrip-manuskrip Injil Matius yang sebagai Lebbaeus. Ada juga beberapa manuskrip Latin dari masa selanjutnya menamakannya "Yudas orang Zelot", namun ini dianggap sebagai naskah yang keliru)
  11. Simon orang Zelot: Injil Lukas menulis "Simon yang disebut orang Zelot". Ada yang menyamakannya dengan Simeon dari Yerusalem, sementara beberapa orang lain meragukannya dengan alasan bahwa tokoh bernama Simeon disebut-sebut pada waktu kelahiran Yesus sekitar tiga puluh tahun sebelumnya, sebagai seorang pria uzur yang tak lama lagi akan meninggal dunia. [6]
  12. Yudas Iskariot: nama Iskariot dapat berarti kota-kota Yudea di Keriot atau pun berarti sikarii (para pejuang pergerakan nasional Yahudi), atau berarti Isakhar. Juga disebut (misalnya dalam Yohanes 6:71 dan 13:26) sebagai "Yudas, anak Simon". Dia digantikan sebagai rasul dalam Kitab Kisah Para Rasul oleh Matias.

PENGAKUAN IMAN


Pengakuan Iman Rasuli
Aku percaya kepada Allah,
Bapa yang Mahakuasa,
Khalik langit dan bumi.
Dan kepada Yesus Kristus,
Anak-Nya yang Tunggal, Tuhan kita
Yang dikandung dari Roh Kudus,
lahir dari anak dara Maria
Yang menderita sengsara¹
di bawah pemerintahan Pontius Pilatus,
disalibkan, mati dan dikuburkan,
turun ke dalam kerajaan maut
Pada hari yang ketiga bangkit pula
dari antara orang mati
Naik ke surga,
duduk di sebelah kanan Allah Bapa yang Mahakuasa,
Dan dari sana Ia akan datang
untuk menghakimi orang yang hidup dan yang mati.
Aku percaya kepada Roh Kudus,
Adanya satu gereja yang kudus dan am,²
persekutuan orang kudus
pengampunan dosa
kebangkitan daging³
dan hidup yang kekal. Amin

Credo Nicea
Aku percaya akan satu Allah,
Bapa yang mahakuasa,
pencipta langit dan bumi,
dan segala sesuatu yang kelihatan
dan tak kelihatan;
dan akan satu Tuhan Yesus Kristus,
Putra Allah yang tunggal.
Ia lahir dari Bapa sebelum segala abad,
Allah dari Allah,
Terang dari Terang,
Allah benar dari Allah benar.
Ia dilahirkan, bukan dijadikan,
sehakikat dengan Bapa;
segala sesuatu dijadikan oleh-Nya.
Ia turun dari surga untuk kita manusia
dan untuk keselamatan kita.
Ia dikandung dari Roh Kudus,
Dilahirkan oleh Perawan Maria, dan menjadi manusia.
Ia pun disalibkan untuk kita, waktu Pontius Pilatus;
Ia menderita sampai wafat dan dimakamkan.
Pada hari ketiga Ia bangkit menurut Kitab Suci.
Ia naik ke surga, duduk di sisi Bapa.
Ia akan kembali dengan mulia,
mengadili orang yang hidup dan yang mati;
kerajaan-Nya takkan berakhir.
Aku percaya akan Roh Kudus,
Ia Tuhan yang menghidupkan;
Ia berasal dari Bapa dan Putra,
yang serta Bapa dan Putra,
disembah dan dimuliakan;
Ia bersabda dengan perantaraan para nabi.
Aku percaya akan Gereja
yang satu, kudus, katolik dan apostolik.
Aku mengakui satu pembaptisan
Akan penghapusan dosa.
Aku menantikan kebangkitan orang mati
dan hidup di akhirat.
Amin.

ARTI SEBUAH KESEMPURNAAN

Seorang lelaki yang sangat tampan dan sempurna merasa bahwa Tuhan pasti menciptakan seorang perempuan yg sangat cantik dan sempurna pula untuk jodohnya. Karena itu ia pergi berkeliling untuk mencari jodohnya. Kemudian sampailah ia disebuah desa. Ia bertemu dengan seorang petani yg memiliki 3 anak perempuan dan semuanya sangat cantik. Lelaki tersebut menemui bapak petani dan mengatakan bahwa ia ingin mengawini salah satu anaknya tapi bingung; mana yang paling sempurna.
Sang Petani menganjurkan untuk mengencani mereka satu persatu dan si Lelaki setuju. Hari pertama ia pergi berduaan dengan anak pertama. Ketika pulang,ia berkata kepada bapak Petani,”Anak pertama bapak memiliki satu cacat kecil, yaitu jempol kaki kirinya lebih kecil dari jempol kanan.”
Hari berikutnya ia pergi dengan anak yang kedua dan ketika pulang dia berkata,”Anak kedua bapak juga punya cacat yang sebenarnya sangat kecil yaitu agak juling.”
Akhirnya pergilah ia dengan anak yang ketiga. Begitu pulang ia dengan gembira mendatangi Petani dan berkata,”inilah yang saya cari-cari. Ia benar-benar sempurna.”
Lalu menikahlah si Lelaki dgn anak ketiga Petani tersebut. Sembilan bulan kemudian si Istri melahirkan. dengan penuh kebahagian, si Lelaki menyaksikan kelahiran anak pertamanya. Ketika si anak lahir, Ia begitu kaget dan kecewa karena anaknya sangatlah jelek. Ia menemui bapak Petani dan bertanya “Kenapa bisa terjadi seperti ini Pak. Anak bapak cantik dan saya Tampan, Kenapa anak saya bisa sejelek itu..?”"
Petani menjawab,” Ia mempunyai satu cacat kecil yang tidak kelihatan . Waktu itu Ia sudah hamil duluan…..”
Kadangkala saat kita mencari kesempurnaan, yang kita dapat kemudian kekecewaan. Tetapi kala kita siap dengan kekurangan, maka segala sesuatunya akan terasa istimewa

Rabu, 17 April 2013

Tafsir Biblical: SULITNYA MEMAHAMI AYAT-AYAT ALKITAB


Memahami Alkitab tidak cukup hanya didasari memiliki pengetahuan ilmu teologi, tafsir dan hermenuetik yang cukup tetapi juga harus ada keakraban yang manis dengan Tuhan baik melalui doa maupun dalam waktu merenungkan firmanNya. Jika dari yang telah disebutkan di atas dilalaikan tanpa tuntunan Roh Kudus sebagai Guru Agung maka hasilnya seringkali tidak sesuai dengan apa yang dimaksudkan oleh para nabi atau rasul yang dipercayakan Tuhan menuliskan ayat-ayat Alkitab. Hal yang demikianlah melatar-belakangi yang melahirkan ragam doktrin di dalam kekeristenan maupun pemahaman yang berbeda mengenai Tuhan Yesus Kristus.

Pengamat Alkitab seringkali melakukan penafsiran hanya berdasarkan Alkitab terjemahan, dan melupakan Alkitab yang menggunakan bahasa asli, misalnya kitab PL menggunakan bahasa Ibrani dan kitab PB menggunakan bahasa Yunani. Bagian ini bukan ingin mengatakan bahwa Alkitab alih bahasa (Alkitab terjemahan) kurang tepat dalam terjemahannya, tetapi karena seringkali ditemukan adanya keterbatasan padananan kosa kata dalam transiliterasinya. penterjemah Alkitab tugasnya bukan untuk menafsirkan ayat-ayat Alkitab tetapi mereka menterjemahkan sesuai kosa kata yang ada dalam Alkitab yang menggunakan bahasa asli.

Adanya pemahaman yang berbeda, karena kerapkali tanpa memperhitungkan pentingnya kajian terhadap kosa kata atau tata bahasa yang sedang digunakan, maka tidak menemukan apa yang ingin dipesankan oleh penulis kitab (nabi/rasul).

Contoh pertama (PB):
Dalam Yohanes 14:1 …percayalah kepada Allah, percayalah juga kepada-Ku. ,

di dalam ayat itu ada dua kata sering dijadikan pertanyaan, siapa Allah dan siapa Aku? Memang pertanyaan itu logis karena ada dituliskan dalam Alkitab terjemahan. Kerumitannya, seringkali dalam prakteknya cukup dilihat dari kamus saja, atau seringkali ditampilkan bahasa aslinya tetapi tdk tau apa alasan dan tujuan ditampilkan, kecuali ingin tanpa disadari meminta pengakuan, ia penah belajar bahasa asli hANYA 3 SKS saja atau pernah belajar mermeneutika 2 SKS saja, tatapi sesungguhnya tdk tau apa fungsinya

Yoh 14:1 digunakan kata: theon (Allah). Memahami kata Theon tidak cukup hanya melihat kamus ATAU HANYA SEKEDAR memahami dari ayat terjemahan seperti yang telah dijelaskan di atas, karena sesuai kamus Yunani kata:
Theos,
Theou,
Theo,
Theon
sama-sama yang memiliki arti “Allah,” namun arti sintaks dari masing-masing kt tersebut berbeda. Yang menjadi pertanyaan, mengapa dalam Yoh.14:1 menggunakan kata Theon...? kenapa tdk Theos, Theou atau Theo...? apakah salah tulis...?
karena dianggap sama saja ini yg melatar belakangi adanya pertanyaan: siapa Allah dan siapa Aku yg dimaksud dalam Yoh.14:1....?

jika sesuai arti kamus kata Theon yang berarti “Allah” mengapa tidak dituliskan dengan kata theos atau theo? Tentu ayat tersebut bukan salah tulis, tetapi ada maksud sipenulis, sehingga menuliskannya dengan kata Theon dan bukan Theos atau Theo.

Kata Theon, memiliki akhiran “on,” yang memiliki kasus akusatif, maksudnya sbg obyek tidak langsung atau diberikan pembatasan kata, pemahaman dari yang mengucapkan kata tersebut, yaitu Yesus, pendengar (para rasul) sudah mengetahui atau sudah terkonsep dalam pengetahuan mereka apa yang dimasuk kata Theon (Allah), artinya kata Theon tidak membutuhkan penjelasan lagi.

Apabila tetap kata theon dipaksakan menjadi pertanyaan, maka ayat tersebut ingin menjelaskan ada 2 pribadi di dalam ayat tersebut yang perlu diketahui, maka akan memunculkan mengenai tritunggal. Dengan cara itu, maka tidak akan menemukan maksud dari ayat tersebut menggunakan akhiran “on.”

Contoh kedua (PL):
Kejadian 1:2. Bumi belum berbentuk dan kosong; gelap gulita menutupi samudera raya, dan Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air.

Kata “Roh Allah” (dalam konteks Kej.1:2),

sekilas ada terlihat dua kata dan memiliki dua arti yang berbeda. Kesulitannya seringkali melupakan makna sintaks dari rangkaian kata pada kedua kata tersebut yaitu yg didahului dengan kata penghubung we. Jika kata hubung we di abaikan dalam pengartiannya, maka penjelasannya akan memberi arti bahwa Roh Allah dalam Kej.1:2 akan berbeda dengan kata “Allah” yang ada dalam Kejadian 1:1, atau seakan ada 2 pribadi, jelas (ini tdk ingin memberikan adanya bicara ttg tritunggal).

Kata hubung we yang mendahului kata “Roh Allah” dalam Kej.1:2 itu sangat signifikan memberi keterangan bahwa:yang melayang-layang itu bukan roh manusia, roh setan atau roh yang lain, tetapi ingin menjelaskan bahwa yang melayang-layang itu adalah RohNya Allah yaitu Allah yang dimaksud dalam Kejadian 1:1.

Kedua contoh seperti di atas, itu yang dimaksudkan seperti pembahasan sebelumnya, memahami ayat-ayat Alkitab tidak cukup memaknainya dengan hanya apa yang tertulis di dalam Alkitab dan hanya berdasarkan kamus, tetapi membutuhkan pengamatan khusus dengan kemampuan bahasa, teologi dan Hermeneutik yang baik.

Salam Biblical


Foto Bapak Bernike Sihombing


Sumber : https://www.facebook.com/pak.berni?hc_location=stream

Senin, 15 April 2013

Leonhard Euler


                                           Potret oleh Johann Georg Brucker (1756)

Lahir15 April 1707
BaselSwitzerland
Meninggal18 September 1783 (umur 76)
[OS: 7 September 1783]
St. PetersburgRusia
Tempat tinggalPrusiaRusia
Swiss
KebangsaanSwiss
Bidangfisikawan dan matematikawan
InstitusiAkademi Ilmu Pengetahuan Rusia
Akademi Ilmu Pengetahuan Prusia
Alma materUniversitas Basel
Pembimbing
akademik
Johann Bernoulli
Mahasiswa
doktoral
Joseph Louis Lagrange
Tanda tangan
Catatan
Dia adalah ayah matematikawan Johann Euler
Menurut otoritas genealogi akademik dia dianggap setara dengan penasihat doktoral.


Leonhard Euler (lahir di BaselSwiss15 April 1707 – meninggal di St. PetersburgRusia18 September 1783 pada umur 76 tahun) (dilafalkan "oiler") adalah matematikawan dan fisikawan Swiss. Ia dipandang (bersama ArchimedesGauss, dan Newton) sebagai salah satu matematikawan terbesar sepanjang masa.
Euler menyumbangkan berbagai penemuan penting di bidang-bidang yang beragam seperti kalkulus dan teori graf. Dia juga memperkenalkan terminologi dan notasi matematika modern, terutama untuk analisis matematika, seperti konsep fungsi matematika.[1] Dia juga dikenal dengan karya-karyanya dalam bidang mekanikadinamika fluidaoptika dan astronomi.
Dia merupakan salah satu matematikawan paling subur. Kumpulan karyanya memenuhi 60-80 volume kuarto[2]. Pernyataan yang disebutkan berasal dari Pierre-Simon Laplace menyatakan pengaruh Euler dalam matematika: "Baca Euler, baca Euler, dialah tuan kita semua."[3]
Euler ditampilkan pada seri keenam uang kertas 10 franc dan pada banyak perangko Swiss, Jerman dan Rusia. Untuk menghormatinya, nama salah satu asteroid2002 Euler berasal dari namanya. Dia juga dikenang oleh Gereja Lutheran pada kalender para Santa Lutheran pada tanggal 24 Mei. Euler merupakan penganut taat agama Kristen, dan mempercayai bahwa Alkitab bersih dari kesalahan, dan berargumen sengit melawan para ateisternama pada zamannya.[4]

Catatan

  1. ^ Dunham, William (1999). Euler: The Master of Us All. The Mathematical Association of America. hlm. 17.
  2. ^ Finkel, B.F. (1897). "Biography- Leonard Euler". The American Mathematical Monthly 4 (12): 300. doi:10.2307/2968971.
  3. ^ Dunham, William (1999). Euler: The Master of Us All. The Mathematical Association of America. xiii. "Lisez Euler, lisez Euler, c'est notre maître à tous."
  4. ^ Euler, Leonhard (1960). "Rettung der Göttlichen Offenbahrung Gegen die Einwürfe der Freygeister". In Orell-Fussli. Leonhardi Euleri Opera Omnia (series 3) 12.


Selasa, 02 April 2013

LAPORAN BACAAN


Nama              : Riswanto Lago
Semester         : VIII
Dosen              : Drs. Abson Kawangung
Mata kuliah   : Filsafat pendidikan Kristen

Sejarah Singkat Lahirnya Filsafat
Sejarah awal lahirnya filsafat berkembang melalui kebudayaan dan peradaban Yunani kuno, lalu abad pertengahan, modern sampai abad kontemporer.
Bertrand Russell (1946), dalam bukunya History of Western Philosophy, menjelaskan bahwa munculnya filsafat di Yunani tersebut akibat kemahiran bangsa Yunani dalam merajut dan menyempurnakan peradaban besar lainnya pada saat itu seperti Mesir dan Mesopotamia. Tesis Russell juga sejalan dengan pandangan Van Peursen ketika membagi latar masalah kebudayaan manusia yang memiliki tiga ciri perkembangan khas, yaitu mitis, ontologis dan fungsional.
Sekitar abad ke-7 SM, di Yunani mulai berkembang suatu pendekatan yang sama sekali berlainan disbanding masa-masa sebelumnya, yaitu pendekatan filsafat. Sejak saat itulah orang mulai mencari jawaban rasional tentang berbagai problem yang dihadapai, termasuk beragam masalah mengenai alam semesta. Sejak saat itu juga peran mitos, legenda, kepercayaan, dan agama telah tergantikan oleh fungsi logos (akal budi, rasio) dan berkembang sebagai sebuah khazanah ilmu pengetahuan.
Siapa saja filosof Yunani yang paling berjasa dalam melahirkan dan mengembangkan pemikiran filsafat periode awal? Banyak ahli filsafat memberi kesimpulan bahwa filosof Yunani pertama yang berhak diberi gelar tersebut ialah Thales. Meskipun sebetulnya para filosof yang terbesar lainnya masih banyak seperti Socrates, Plato dan Aristoteles, namun Thales-lah filosof yang pertama kali melahirkan gagasan-gagasan kritis mengenai semua kehidupan ini yang, katanya, berawal dari Air. Lalu, tesis tersebut mengundang perdebatan hingga saat ini dan melahirkan banyak aliran pemikir, ilmuan, dan pemikir besar dunia.
Peristiwa munculnya filsafat di Yunani terbilang sebagai peristiwa unik dan ajaib (The Greek Miracle). Hal itu dipengaruhi oleh banyak faktor yang mendahului dan seakan-akan mempersiapkan lahirnya filsafat di Yunani kuno. Dalam hal ini, K. Bertens (1990) menyebutkan ada tiga faktor, yaitu:

1.      Mitos bangsa Yunani. Layaknya bangsa-bangsa besar lainnya, Yunani juga memiliki banyak mitologi. Mitologi tersebut dapat dianggap sebagai perintis yang mendahului filsafat.
2.      kesusastraan Yunani. Dua karya puisi Homeros yang berjudul Iliyas dan Odyssea mempunyai kedudukan istimewa dalam kesusastraan Yunani. Syair-syair dalam karya tersebut sudah lama digunakan sebagai semacam buku pendidikan untuk rakyat di Yunani.
3.      Pengaruh ilmu pengetahuan. Pengaruh ilmu pengetahuan dari bangsa lain dalam menerima beberapa unsur ilmu pengetahuan juga merupukan faktor lainnya. Seperti ilmu ukur dan ilmu hitung sebagaian besar dari Mesir. Pengaruh Babilonia dalam perkembangan ilmu astronomi di negeri Yunani. Pada bangsa Yunanilah didapatkan ilmu pengetahuan yang bercorak dan sungguh-sungguh ilmiah.
Dalam banyak literatur filsafat mutakhir, klasifikasi tahap sejarah filsafat Barat dibagi menjadi empat tahap penting, yaitu Filsafat Klasik, Abad Pertengahan, Modern, dan Kontemporer. Di era filsafat klasik ini, khazanah pemikiran filsafat dibagi menjadi dua zaman, yakni: pra-Socrates dan zaman keemasan.
A.    Metode Penelitian dalam Filsafat
Apa itu metode
Metode bersal dari kata Yunani Methodos, sumbangan kata depan meta (ialah : menuju, melalaui, mengikuti, sesudah), dan kata benda hodos (ialah : jalan, Perjalanan, cara, arah). Kata Methodos sendiri lalau berarti : penelitian, metode ilmiah, hipotesa ilmiah. Metode ialah: cara bertindak menurut system aturan tertentu. Maksud metode ialah : seupaya kegiatan praktis terlksana secarea rasional dan terarah, agar mencapai hasil optimal.


Metode dan Filsafat
Apa hubungan metode dan filsafat, sangat  berhubungan sekali karena secara tidak langsung filsafat pun membutuhkan metode untuk mempermudah dalam berfilsafat, dan untuk mempelajari filsafat ada tiga macam, ia itu metode mempelajari filasafat, metode sistematis, dan metode keritis.
Menggunakan metode sistematis, berarti pelajar menghadapi karaya filsafat. Mislanya mula-mula pelajar menghadapi teori pengetahuan yang terdiri atas bebrapa cabang filsafat, setelah itu ia mempelajari teori hakikiat yang merupakan cabang lain. Kemudian ia mempelajari teori nilai atau filadafat tatkala membahas setiap cabang atau cabang itu, aliran-aliran akan terbahas. Dengan belajar filsafat melalui metode ini perhatian kita terpusat  pada isi filsafat, bukan pada tokoh atau pun periode.
Adapun metode historis digunakan bila para pelajar mempelajari filsafat dengan cara mengikuti sejarah, jadi sejarah pemikiran , ini dapat dilakukan dengan membicarakan tokoh demi tokoh menurut kedudukannya dalam sejarah, misalnya dimulai dari membicarakan filsafat Thales, membicarakan riwayat hidupnya, pokok ajarannya, lantas dalam teori pengetahuan, teori hakikat, maupun dalam teori nilaiu. Lantas setelah mengetahui thales dari mulai pemikiranya, dilanjutkan lagi misalnya Heraklitus, Pramendes, Sokrates, Demokritus, Plato, dan tokoh-tokoh lainnya. Metode kritis digunakan oleh mereka yang mempelajari filsafat tingkat intendif.Pelajar haruslah sedikit-banyak telah memiliki pengetahuan filsafat, langkah pertama haruslah sedikit-sedikit telah memiliki pengetahuan filsafat, langkah pertama memahami isi ajaran, kemudian pelajar menagajukan keritiknya. Keritik itu dalam bentuk menantang, dapat juaga mengeritik mungkin dengan menggunakan pendapatnya sendiri atau pun menggunakan filsafat lain.Seperti itulah pandangan metode pembelajarn filsafat, menurut Prof. Ahmad Tasfsir.
  Apa itu penelitian ?
Penelitian adalah terjemaah dari kata Inggris research.Research itu sendiri berasal dari kata re, yang berarti “kembali” dan to search yang berarti “mencari”. Dengan demikian research atau riset adalah “mencarai kembali”.
Menurut kamus Webster’s new international, penelitian adalah penyelidikan yang hati-hati dan kritis dalam mencari fakta dan prinsip-prinsip suatu penyelidiakn yang amat cerdik untuk menetapkan seseuatu. Menurut seorang Ilmuan, hillay (1956) menyatakan bahwa penelitian tidalain adalah suatu metode setudi yang dilakukuan seseorang melalui, sehingga diperoleh pemecahan yang tepat terhadap suatu metode untuk menemukan kebenaran, sehingga penelitian juaga merupakan metode berfikir secara kritis.
Whitney mengutip beberapa definisi tentang penelitian yang diturunkan di bawah ini ;
1.      Penelitian adalah pencarai atas sesuatu (inquriry) secara sisitematis dengan penekanan bahwa pencarian iniu dilakukan terhadap masalah-masalah yang dapat dipecahkan (Parsons, 1946).
2.      Penelitian adalah seuatu pencaraian fakta menurut objektif yang jelas untuk menemukan hubungan antara fakta dan menghasilkan salil atau hokum. (John, 1949).
3.      Penelitian adalah transpormasi yang terkendalikan atau terarah dari situasi yang dikenal dalam kenyatan-kenyatan yang ada padanya dan hubungannya, seperti menghubungkan unsure dari situasi orsinil menjadi suatu keseluruahan yang bersatu padu. (Dewwy.1936).
4.      Penelitian merupakan sebuah metode untuk menemukan kebenaran yang juga merupakan sebuah pemikiran kritis (critical thingking) (Woody, 1927).
Dari tanggapan serta defenisi-defenisi tentang penelitian, maka nyat bahwa penelitian adalah suatu penyelidikan yang terorganisir.Selain itu penelitian juga bertujuan untuk mengubah kesimpulan-kesimpulan yang telah diterima ataupun mengubah dalil-dalil dengan adanya aplikasi dari dalil-dalil tersebut.
Dari ditulah penelitian dapat diartikan sebagai pencarian pengetahuan dan pemberi arati yang hati-hati dan kritis untuk menemukan seseuatu yang baru.
Metode Penelitian Filsafat
Metode penelitian filsafat adalah mencari cara berfikir filsafat dari mulai abad sebelum masehi sampai sekarang, dan salah satu sayrat kevalidan untuk memperkuat bahwa itu hasil pemikiran filosof terdahulu maka harus ada bukti teks tual, yaitu menemukan catatan atau dokumen dahulu untuk memperkuat bahwa pemikiran yang kita temukan itu benar-benar dari filosof terdahulu dikumpulkan secara sistematis, darimulai pemikiran abad sebelum Masehi sampai sekarang ini, maka ketika kita sudah mampu mengumpulkan pemikiran filsafat dan di susun secara sistematis, maka bisa dikatakan itu semua hasil metode penelitaian filsafat.
B.     Sisematika Filsafat
Ialah hasil berpikir tentang segala sesuatu yang ada dan mungkin ada yang telah tersusun secara sistematis. Sistematika filsafat bisa disebut juga dengan struktur filsafat. Secara garis besar filsafat dibagi dalam tiga cabang, yaitu teori pengetahuan (epistemologi) atau pemikiran filosof tentang pengetahuan yaitu membicarakan cara memperoleh pengetahuan, teori hakikat (ontologi) yaitu membicarakan pengetahuan itu sendiri, dan teori nilai (axiologi) yaitu pemikiran filosof tentang nilai yaitu membicarakan guna pengetahuan itu.
Secara garis besar struktur filsafat terdiri dari tiga cabang yaitu :
a. Epistemologi
Epistemologi berasal dari kata yunani, episteme dan logos. Episteme biasa diartikan pengetahuan atau kebenaran, dan logos diartikan pikiran, kata atau teori. Epistemologi secara etimologi dapat diartikan teori pengetahuan yang benar. Epistemologi membicarakan sumber pengetahuan, terjadinya pengetahuan, asal usul mulai pengetahuan, dan bagaimana cara memperoleh tentang pengetahan. Tatkala manusia baru lahir ia tidak mempunyai pengetahuan sedikit pun. Nanti tatkala ia 40 tahun pengetahuanya banyak sekali sementara kawanya yang seumur dengan dia mungkin mempunyai pengetahuan yang lebih banyak daripada dia dalam bidang yang sama atau berbeda bagaimana mereka itu masing-masing mendapat pengetahuan itu. Hal-hal semacam ini adalah adalah termasuk kajian epistemologi.
Filsafat dapat dibedakan dibedakan kepada dua pembagian utama: (1) bersifat teoritis, yang mengacu kepada pengetahuan tentang segala sesuatu sebagaimana adanya. Perwujudannya tercermin dalam dunia akali, termasuk jiwa. (2) bersifat praktis, yang mengacu pada pencapaian kesempurnaan-kesempurnaan yang cocok bagi jiwa. Perwujudannya adalah mendekatkan diri kepada Tuhan melalui semacam imitatio dei yang membuat jiwa berhak memperoleh suatu hak yang istimewa seperti itu.
b. Ontologi
Setelah membenahi cara memperoleh pengetahuan filosof mulai meghadapi objek-objeknya untuk memperoleh pengetahuan objek-objek itu dipirkan secara mendalam sampai pada hakekatnya inilah sebabnya bagian ini dinamakan teori hakekat ada yang menamakan bagian ontologi.
Bidang pembicaraan teori hakikat luas sekali segala yang ada dan yang mungkin ada yang boleh juga mencakup pengetahuan dan nilai. Apa itu hakekat ? hakikat ialah realitas : realitas ialah ke-real-an; real artinya kenyataan yang sebenarnya ; jadi hakikat kenyataan yang sebenarnya kenyataan sebenarnya sesuatu, bukan keadaan sementara atau keadaan yang menipu , hukum keadaan yang berubah.
c. Axiologi
Teori nilai mencakup dua cabang filsafat yang terkenal yaitu etika dan estetika. Yang pertama membicarakan hal baik-buruk perbuatan manusia, dan yang kedua membicarakan indah tidak indah pada seni, baik seni yang dibuat oleh manusia maupun seni yang dibuat oleh bukan manusia.
Kegunaan filsafat dalam rumusan itu terlalu umum sehingga sulit dipahami. berikut ini dicoba menjelaskan kegunaan filsafat hampir ditingkat teknis operasional. Untuk mengetahui kegunaan filsafat atau untuk apa filsafat itu digunakan atau apa sih guna filsafat itu , kita dapat memulainya dengan melihat filsafat sebagai tiga hal pertama sebagai tiga hal pertama sebagai kumpulan teori kedua filsafat sebagai pandangan hidup [philosophy oflife] dan ketiga filsafat sebagai metode pemecahan masalah.
Filsafat sebagai kumpulan teori filsafat digunakan untuk memahami dan mereaksi dunia pemikiran filsafat. Sebagai philosophy of life gunanya ialah untuk untuk petunjuk dalam menjalani kehidupan lebih singkat lagi untuk dijadikan agama. Filsafat sebagai methodology dalam memecahkan masalah ada berbagai cara yang ditempuh orang bila ia hendak menyelesaikan sesuatu masalah kemungkinan ia menyelesaikan masalah itu melalui cara sains berarti pusat perhatianya pada fakta empirik biasanya penyelesaianya tidak utuh karena fakta empirik tidak pernah utuh mungkin orang menyelesaikanya masalah melalui cara filsafat inilah yang sedang kita bahas mungkin juga orang menyelesaikannya melalui cara mistik. Sesuai dengan sifat filsafat ia menyelesaikannya masalah secara mendalam dan Universal penyelesaian masalah secara mendalam artinya ia menyeleaikan dengan cara pertama–tama mencari penyebab yang paling awal munculnya masalah Universal artinya melihat masalah dalam hubungan seluas-luasnya seperti kasus pencurian ia tidak hanya melihat dari segi penjagaan, keamanan fisik yaitu ronda malam tapi juga dari segi kemiskinan yang menyebabkan orang terpaksa mencuri selain itu dilihat dari segi keamanan, biasanya orang mencuri karena lemah imanya.
C.     Filsafat, Ilmu pengetahuan, dan teknologi
Filsafat dan Iptek
Pilar utama pembangun filsafat ialah pemikiran kritis dan rasional. Filsafat tidak hanya mencari ide-ide baru, tetapi juga melakukan analisa dan pengujian terhadap buah pemikiran baru tersebut. Selalu terdapat kontroversi antara dua filusuf dengan pandangan yang berbeda pada setiap zaman. Anselm dari Canterbury dan Gaunilo dari Marmoutiers, Bertrand Russell dan Kurt Gdel, Ren Descartes dan Blaise Pascal, Leonhard Euler dengan Daniel Bernoulli dan Gottfried Leibniz dengan Christian Wolff, Bishop Berkeley dan Samuel Johnson, Immanuel Kant dan David Hume, dan lainnya. Hal ini bukan berarti filsafat memiliki kecintaan akan kontroversi. Pemikiran kritis dan rasional akan melahirkan analisa dan pengujian yang baik. Setiap analisa dan pengujian akan melahirkan pihak yang mengajukan klaim dan oposisinya. Hal inilah yang menyebabkan banyaknya kontroversi pada sejarah filsafat.
Filsafat mengamati fenomena. Fenomena merupakan segala sesuatu yang dapat dilihat, dialami, atau dirasakan. Sebuah fenomena bersifat netral, maksudnya adalah sebuah fenomena terjadi secara alami, dan terjadi tanpa menguntungkan atau merugikan siapapun. Fenomena juga dapat bersifat tidak dikehendaki, terjadi di luar pola yang ada dan biasanya memihak, dalam artian memberikan keuntungan bagi satu pihak dan memberikan kerugian bagi pihak lainnya. Fenomena yang bersifat netral disebut sebagai masalah, dan fenomena yang tidak netral disebut persoalan. Masalah merupakan sesuatu yang dipelajari untuk dimengerti penyebab dan cara kerjanya. Persoalan merupakan sesuatu yang tidak dikehendaki, karenanya dipelajari untuk dicari penyelesaiannya. Contoh dari sebuah masalah ialah keberadaan sebuah sungai, atau fenomena hujan. Sedangkan contoh dari persoalan misalnya banjir yang dapat disebabkan oleh meluapnya sungai. Perhatikan bagiamana dalam contoh yang diberikan, sebuah masalah (sungai) dapat berubah menjadi sebuah persoalan (banjir)!
Filsafat pada perkembangannya akan menghasilkan ilmu pengetahuan, dan ilmu pengetahuan pada perkembangannya akan menghasilkan teknologi. Ilmu bersifat pasteritori, yakni kesimpulan ditarik setelah dilakukan pengujian berulang. Filsafat, di lain pihak, bersifat priori, yaitu kesimpulan ditarik berdasarkan pemikiran dan perenungan, bukan pengujian berulang. Filsafat merangsang kelahiran keinginan untuk observasi dan eksperimen karena proses berpikirnya yang kritis dan rasional. Observasi mendalam dan eksperimen berulang akhirnya akan menghasilkan ilmu pengetahuan baru. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa ketika seorang filusuf merenungkan dan mendalami sebuah masalah, maka ia menghasilkan sebuah ilmu pengetahuan baru untuk menjelaskan sebab-akibat dari sebuah masalah. Hal ini jugalah yang menyebabkan hampir semua filusuf awal juga merangkap sebagai ilmuwan. Misalnya: Plato, Aristotle, dan Pythagoras. Pada perkembangan lebih lanjut, filusuf yang merangkap ilmuwan jarang ditemui karena perkembangan ilmu filsafat pada tingkat praktis dikalahkan oleh perkembangan iptek pada tingkat praktis.
Ketika seorang filusuf merenungkan dan mendalami sebuah persoalan, maka ia akan menghasilkan sebuah teknologi baru untuk menyelesaikan persoalan tersebut. Teknologi umumnya memanfaatkan (menerapkan) ilmu pengetahuan untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Dalam dunia pendidikan modern, pengembangan teknologi bahkan memiliki cabang ilmunya sendiri, yaitu Rekayasa (Engineering). Perkembangan teknologi manusia sudah bermula dari zaman purba, ketika sebuah batu dan kayu diikatkan untuk menjadi tombak atau ketika roda diciptakan untuk mempermudah perpindahan tempat tinggal manusia. Teknologi biasanya dimanfaatkan untuk memudahkan manusia dalam pengaturan dan adaptasi terhadap lingkungan. Secara sederhana, teknologi dapat didefinisikan sebagai pengembangan dan pemanfaatan berbagai ilmu pengetahuan, perangkat, teknik, sistem, atau metode untuk menyelesaikan sebuah masalah tertentu.
Perkembangan Filsafat dan Iptek pada Dunia Modern
Pada masa awal kelahirannya, filsafat dan iptek diajarkan dengan cara diskusi terbuka, baik yang sifatnya personal (antar dua orang) atau berkelompok. Transfer ilmu dilakukan melalui ceramah oleh para filusuf atau guru yang telah memiliki reputasi. Pada masa ini sampai ke masa awal pengembangan penulisan, pembelajaran masih tidak dilakukan secara sistematik. Pada perkembangan selanjutnya (di dunia pendidikan modern, yang dimulai sekitar 1000 tahun yang lalu) pendidikan baru dilakukan secara sistemik.
Dalam dunia modern, pendidikan atau transfer ilmu pengetahuan maupun metode pemikiran dilakukan pada sebuah institusi khusus, yaitu institusi pendidikan. Transfer ilmu dilakukan secara lisan maupun tulisan. Pembelajaran dasar-dasar ilmu yang telah terbukti dan teruji dilakukan pada institusi pendidikan dasar (di Indonesia: SD, SMP, SMA). Pendidikan lanjutan dan penelitian (pencarian pengetahuan baru) dilakukan pada institusi perguruan tinggi (Universitas). Sebuah perguruan tinggi memberikan gelar akademis, yang berarti perguruan tinggi tersebut memberikan pengakuan bahwa orang yang bergelar akademis dalam suatu bidang telah mendapatkan pendidikan yang memadai dalam bidang tersebut, dan bahkan mungkin telah berkontribusi kepada bidang ilmu tersebut. Gelar Sarjana diberikan kepada orang yang menuntut ilmu di perguruan tinggi (mahasiswa) dan telah dianggap menguasai sebuah bidang ilmu. Gelar Master dan Doktor diberikan kepada mahasiswa yang telah memberikan kontribusi dalam sebuah bidang ilmu tertentu. Seorang dengan gelar Master telah melakukan penelitian dan ujicoba penerapan teori lama pada lingkungan baru, sedangkan seorang Doktor biasanya telah mengembangkan teori baru untuk bidang ilmunya.
Kelebihan-kelebihan buku
Ø  Buku ini sangat baik guna memperluas wawasan untuk mengetahui bagaimana berfilsafat yang baik dan benar.
Ø  Buku ini baik membantu orang-orang untuk membangun keyakinan keagamaan atas dasar yang matang secara intelektual.
Ø  Dalam Buku filsafat  ini mencari hakikat kebenaran sesuatu, baik dalam logika (kebenaran berpikir), etika (berperilaku), maupun metafisik (hakikat keaslian).
Kekurangan-kekurangan buku
Ø  Jika buku ini dibaca oleh orang yang baru mengetahui filsafat maka akan sulit untuk dimengerti karena banyaknya istilah-istilah lain.
Ø  Dalam buku ini ada beberapa penulisan yang salah.
Hal-hal yang menarik dalam buku filsafat dalam terang iman kristen ini adalah
Ø  Hubungan antara filsafat dengan ilmu pengetahuan dan teologi, dimana banyak orang kristen tidak bengitu suka berfilsafat karena mengatakan Alkitablah yang benar. Memang Alkitab adalah firman Allah tetapi tidak ada jeleknya untuk mengunakan filsafat yunani.
Ø  Dalam berfilsafatpun dinasehatkan untuk berhati-hati dalam filsafat yang kosong (kolose 2:8). Supaya jangan terjebak dengan filsafat itu sendiri agar tidak berakibat pada pengangungan rasio, sedangkan imanya lemah.
Ø  Perbedaan filsafat umum dengan filsafat kristen. Filsafat umum masih bertanya tentang apa di balik Tuhan. Mereka belum menemukan suatu rahasia yang terselubung tentang keberadaan Tuhan. Filsafat kristenlah yang membawa filsafat umum mengerti tentang kebenaran.
Aplikasi dalam tugas pelayanan adalah sekalipun filsafat pada dasarnya berusaha mencari kebenaran, tetapi seorang kristen harus menyadari bahwa Tuhan yesus kristuslah satu-satunya kebenaran itu. Dan setiap orang yang melakukan tugas pelayanan bisa berfilsafat tetapi mengunakan filsafat kristen untuk menjangkau jiwa-jiwa supaya percaya kepada kebenaran itu sendiri yaitu Yesus kristus.