Nama : Riswanto Lago
Semester : VIII
Dosen : Drs. Abson Kawangung
Mata kuliah : Filsafat pendidikan Kristen
Sejarah Singkat Lahirnya Filsafat
Sejarah awal lahirnya filsafat
berkembang melalui kebudayaan dan peradaban Yunani kuno, lalu abad pertengahan,
modern sampai abad kontemporer.
Bertrand Russell (1946), dalam
bukunya History of Western Philosophy, menjelaskan bahwa munculnya filsafat di
Yunani tersebut akibat kemahiran bangsa Yunani dalam merajut dan menyempurnakan
peradaban besar lainnya pada saat itu seperti Mesir dan Mesopotamia. Tesis
Russell juga sejalan dengan pandangan Van Peursen ketika membagi latar masalah
kebudayaan manusia yang memiliki tiga ciri perkembangan khas, yaitu mitis,
ontologis dan fungsional.
Sekitar abad ke-7 SM, di Yunani
mulai berkembang suatu pendekatan yang sama sekali berlainan disbanding
masa-masa sebelumnya, yaitu pendekatan filsafat. Sejak saat itulah orang mulai
mencari jawaban rasional tentang berbagai problem yang dihadapai, termasuk
beragam masalah mengenai alam semesta. Sejak saat itu juga peran mitos,
legenda, kepercayaan, dan agama telah tergantikan oleh fungsi logos (akal budi,
rasio) dan berkembang sebagai sebuah khazanah ilmu pengetahuan.
Siapa saja filosof Yunani yang
paling berjasa dalam melahirkan dan mengembangkan pemikiran filsafat periode
awal? Banyak ahli filsafat memberi kesimpulan bahwa filosof Yunani pertama yang
berhak diberi gelar tersebut ialah Thales. Meskipun sebetulnya para filosof yang
terbesar lainnya masih banyak seperti Socrates, Plato dan Aristoteles, namun
Thales-lah filosof yang pertama kali melahirkan gagasan-gagasan kritis mengenai
semua kehidupan ini yang, katanya, berawal dari Air. Lalu, tesis tersebut
mengundang perdebatan hingga saat ini dan melahirkan banyak aliran pemikir,
ilmuan, dan pemikir besar dunia.
Peristiwa munculnya filsafat di
Yunani terbilang sebagai peristiwa unik dan ajaib (The Greek Miracle). Hal itu
dipengaruhi oleh banyak faktor yang mendahului dan seakan-akan mempersiapkan
lahirnya filsafat di Yunani kuno. Dalam hal ini, K. Bertens (1990) menyebutkan
ada tiga faktor, yaitu:
1. Mitos bangsa
Yunani. Layaknya bangsa-bangsa besar lainnya, Yunani juga memiliki banyak
mitologi. Mitologi tersebut dapat dianggap sebagai perintis yang mendahului
filsafat.
2. kesusastraan
Yunani. Dua karya puisi Homeros yang berjudul Iliyas dan Odyssea mempunyai
kedudukan istimewa dalam kesusastraan Yunani. Syair-syair dalam karya tersebut
sudah lama digunakan sebagai semacam buku pendidikan untuk rakyat di Yunani.
3. Pengaruh
ilmu pengetahuan. Pengaruh ilmu pengetahuan dari bangsa lain dalam menerima
beberapa unsur ilmu pengetahuan juga merupukan faktor lainnya. Seperti ilmu
ukur dan ilmu hitung sebagaian besar dari Mesir. Pengaruh Babilonia dalam
perkembangan ilmu astronomi di negeri Yunani. Pada bangsa Yunanilah didapatkan
ilmu pengetahuan yang bercorak dan sungguh-sungguh ilmiah.
Dalam banyak literatur filsafat
mutakhir, klasifikasi tahap sejarah filsafat Barat dibagi menjadi empat tahap
penting, yaitu Filsafat Klasik, Abad Pertengahan, Modern, dan Kontemporer. Di
era filsafat klasik ini, khazanah pemikiran filsafat dibagi menjadi dua zaman,
yakni: pra-Socrates dan zaman keemasan.
A.
Metode
Penelitian dalam Filsafat
Apa itu
metode
Metode bersal dari kata Yunani Methodos,
sumbangan kata depan meta (ialah : menuju, melalaui, mengikuti,
sesudah), dan kata benda hodos (ialah : jalan, Perjalanan, cara, arah).
Kata Methodos sendiri lalau berarti : penelitian, metode ilmiah, hipotesa ilmiah.
Metode ialah: cara bertindak menurut system aturan tertentu. Maksud metode
ialah : seupaya kegiatan praktis terlksana secarea rasional dan terarah, agar
mencapai hasil optimal.
Metode dan Filsafat
Apa hubungan metode dan filsafat,
sangat berhubungan sekali karena secara tidak langsung filsafat pun
membutuhkan metode untuk mempermudah dalam berfilsafat, dan untuk mempelajari
filsafat ada tiga macam, ia itu metode mempelajari filasafat, metode
sistematis, dan metode keritis.
Menggunakan metode sistematis,
berarti pelajar menghadapi karaya filsafat. Mislanya mula-mula pelajar
menghadapi teori pengetahuan yang terdiri atas bebrapa cabang filsafat, setelah
itu ia mempelajari teori hakikiat yang merupakan cabang lain. Kemudian ia
mempelajari teori nilai atau filadafat tatkala membahas setiap cabang atau
cabang itu, aliran-aliran akan terbahas. Dengan belajar filsafat melalui metode
ini perhatian kita terpusat pada isi filsafat, bukan pada tokoh atau pun
periode.
Adapun metode historis digunakan
bila para pelajar mempelajari filsafat dengan cara mengikuti sejarah, jadi
sejarah pemikiran , ini dapat dilakukan dengan membicarakan tokoh demi tokoh
menurut kedudukannya dalam sejarah, misalnya dimulai dari membicarakan filsafat
Thales, membicarakan riwayat hidupnya, pokok ajarannya, lantas dalam teori
pengetahuan, teori hakikat, maupun dalam teori nilaiu. Lantas setelah
mengetahui thales dari mulai pemikiranya, dilanjutkan lagi misalnya Heraklitus,
Pramendes, Sokrates, Demokritus, Plato, dan tokoh-tokoh lainnya. Metode kritis
digunakan oleh mereka yang mempelajari filsafat tingkat intendif.Pelajar
haruslah sedikit-banyak telah memiliki pengetahuan filsafat, langkah pertama
haruslah sedikit-sedikit telah memiliki pengetahuan filsafat, langkah pertama
memahami isi ajaran, kemudian pelajar menagajukan keritiknya. Keritik itu dalam
bentuk menantang, dapat juaga mengeritik mungkin dengan menggunakan pendapatnya
sendiri atau pun menggunakan filsafat lain.Seperti itulah pandangan metode
pembelajarn filsafat, menurut Prof. Ahmad Tasfsir.
Apa itu penelitian ?
Penelitian adalah terjemaah dari
kata Inggris research.Research itu sendiri berasal dari kata re, yang berarti
“kembali” dan to search yang berarti “mencari”. Dengan demikian research atau
riset adalah “mencarai kembali”.
Menurut kamus Webster’s new
international, penelitian adalah penyelidikan yang hati-hati dan kritis
dalam mencari fakta dan prinsip-prinsip suatu penyelidiakn yang amat cerdik
untuk menetapkan seseuatu. Menurut seorang Ilmuan, hillay (1956) menyatakan
bahwa penelitian tidalain adalah suatu metode setudi yang dilakukuan seseorang
melalui, sehingga diperoleh pemecahan yang tepat terhadap suatu metode untuk
menemukan kebenaran, sehingga penelitian juaga merupakan metode berfikir secara
kritis.
Whitney mengutip beberapa definisi
tentang penelitian yang diturunkan di bawah ini ;
1. Penelitian
adalah pencarai atas sesuatu (inquriry) secara sisitematis dengan penekanan
bahwa pencarian iniu dilakukan terhadap masalah-masalah yang dapat dipecahkan
(Parsons, 1946).
2. Penelitian
adalah seuatu pencaraian fakta menurut objektif yang jelas untuk menemukan
hubungan antara fakta dan menghasilkan salil atau hokum. (John, 1949).
3. Penelitian
adalah transpormasi yang terkendalikan atau terarah dari situasi yang dikenal
dalam kenyatan-kenyatan yang ada padanya dan hubungannya, seperti menghubungkan
unsure dari situasi orsinil menjadi suatu keseluruahan yang bersatu padu.
(Dewwy.1936).
4. Penelitian
merupakan sebuah metode untuk menemukan kebenaran yang juga merupakan sebuah
pemikiran kritis (critical thingking) (Woody, 1927).
Dari tanggapan serta
defenisi-defenisi tentang penelitian, maka nyat bahwa penelitian adalah suatu
penyelidikan yang terorganisir.Selain itu penelitian juga bertujuan untuk
mengubah kesimpulan-kesimpulan yang telah diterima ataupun mengubah dalil-dalil
dengan adanya aplikasi dari dalil-dalil tersebut.
Dari ditulah penelitian dapat
diartikan sebagai pencarian pengetahuan dan pemberi arati yang hati-hati dan
kritis untuk menemukan seseuatu yang baru.
Metode Penelitian Filsafat
Metode penelitian filsafat adalah
mencari cara berfikir filsafat dari mulai abad sebelum masehi sampai sekarang,
dan salah satu sayrat kevalidan untuk memperkuat bahwa itu hasil pemikiran
filosof terdahulu maka harus ada bukti teks tual, yaitu menemukan catatan atau
dokumen dahulu untuk memperkuat bahwa pemikiran yang kita temukan itu
benar-benar dari filosof terdahulu dikumpulkan secara sistematis, darimulai
pemikiran abad sebelum Masehi sampai sekarang ini, maka ketika kita sudah mampu
mengumpulkan pemikiran filsafat dan di susun secara sistematis, maka bisa
dikatakan itu semua hasil metode penelitaian filsafat.
B.
Sisematika
Filsafat
Ialah
hasil berpikir tentang segala sesuatu yang ada dan mungkin ada yang telah
tersusun secara sistematis. Sistematika filsafat bisa disebut juga dengan
struktur filsafat. Secara garis besar filsafat dibagi dalam tiga cabang, yaitu
teori pengetahuan (epistemologi) atau pemikiran filosof tentang pengetahuan
yaitu membicarakan cara memperoleh pengetahuan, teori hakikat (ontologi) yaitu
membicarakan pengetahuan itu sendiri, dan teori nilai (axiologi) yaitu
pemikiran filosof tentang nilai yaitu membicarakan guna pengetahuan itu.
Secara garis besar struktur filsafat terdiri dari tiga cabang yaitu :
a.
Epistemologi
Epistemologi
berasal dari kata yunani, episteme dan logos. Episteme biasa diartikan
pengetahuan atau kebenaran, dan logos diartikan pikiran, kata atau teori.
Epistemologi secara etimologi dapat diartikan teori pengetahuan yang benar. Epistemologi
membicarakan sumber pengetahuan, terjadinya pengetahuan, asal usul mulai
pengetahuan, dan bagaimana cara memperoleh tentang pengetahan. Tatkala manusia
baru lahir ia tidak mempunyai pengetahuan sedikit pun. Nanti tatkala ia 40
tahun pengetahuanya banyak sekali sementara kawanya yang seumur dengan dia
mungkin mempunyai pengetahuan yang lebih banyak daripada dia dalam bidang yang
sama atau berbeda bagaimana mereka itu masing-masing mendapat pengetahuan itu.
Hal-hal semacam ini adalah adalah termasuk kajian epistemologi.
Filsafat
dapat dibedakan dibedakan kepada dua pembagian utama: (1) bersifat teoritis,
yang mengacu kepada pengetahuan tentang segala sesuatu sebagaimana adanya.
Perwujudannya tercermin dalam dunia akali, termasuk jiwa. (2) bersifat praktis,
yang mengacu pada pencapaian kesempurnaan-kesempurnaan yang cocok bagi jiwa.
Perwujudannya adalah mendekatkan diri kepada Tuhan melalui semacam imitatio dei
yang membuat jiwa berhak memperoleh suatu hak yang istimewa seperti itu.
b.
Ontologi
Setelah
membenahi cara memperoleh pengetahuan filosof mulai meghadapi objek-objeknya
untuk memperoleh pengetahuan objek-objek itu dipirkan secara mendalam sampai
pada hakekatnya inilah sebabnya bagian ini dinamakan teori hakekat ada yang
menamakan bagian ontologi.
Bidang
pembicaraan teori hakikat luas sekali segala yang ada dan yang mungkin ada yang
boleh juga mencakup pengetahuan dan nilai. Apa itu hakekat ? hakikat ialah
realitas : realitas ialah ke-real-an; real artinya kenyataan yang sebenarnya ;
jadi hakikat kenyataan yang sebenarnya kenyataan sebenarnya sesuatu, bukan
keadaan sementara atau keadaan yang menipu , hukum keadaan yang berubah.
c.
Axiologi
Teori
nilai mencakup dua cabang filsafat yang terkenal yaitu etika dan estetika. Yang
pertama membicarakan hal baik-buruk perbuatan manusia, dan yang kedua
membicarakan indah tidak indah pada seni, baik seni yang dibuat oleh manusia
maupun seni yang dibuat oleh bukan manusia.
Kegunaan
filsafat dalam rumusan itu terlalu umum sehingga sulit dipahami. berikut ini
dicoba menjelaskan kegunaan filsafat hampir ditingkat teknis operasional. Untuk
mengetahui kegunaan filsafat atau untuk apa filsafat itu digunakan atau apa sih
guna filsafat itu , kita dapat memulainya dengan melihat filsafat sebagai tiga
hal pertama sebagai tiga hal pertama sebagai kumpulan teori kedua filsafat
sebagai pandangan hidup [philosophy oflife] dan ketiga filsafat sebagai metode
pemecahan masalah.
Filsafat
sebagai kumpulan teori filsafat digunakan untuk memahami dan mereaksi dunia
pemikiran filsafat. Sebagai philosophy of life gunanya ialah untuk untuk
petunjuk dalam menjalani kehidupan lebih singkat lagi untuk dijadikan agama.
Filsafat sebagai methodology dalam memecahkan masalah ada berbagai cara yang
ditempuh orang bila ia hendak menyelesaikan sesuatu masalah kemungkinan ia
menyelesaikan masalah itu melalui cara sains berarti pusat perhatianya pada
fakta empirik biasanya penyelesaianya tidak utuh karena fakta empirik tidak
pernah utuh mungkin orang menyelesaikanya masalah melalui cara filsafat inilah
yang sedang kita bahas mungkin juga orang menyelesaikannya melalui cara mistik.
Sesuai dengan sifat filsafat ia menyelesaikannya masalah secara mendalam dan
Universal penyelesaian masalah secara mendalam artinya ia menyeleaikan dengan
cara pertama–tama mencari penyebab yang paling awal munculnya masalah Universal
artinya melihat masalah dalam hubungan seluas-luasnya seperti kasus pencurian
ia tidak hanya melihat dari segi penjagaan, keamanan fisik yaitu ronda malam
tapi juga dari segi kemiskinan yang menyebabkan orang terpaksa mencuri selain
itu dilihat dari segi keamanan, biasanya orang mencuri karena lemah imanya.
C. Filsafat,
Ilmu pengetahuan, dan teknologi
Filsafat dan Iptek
Pilar utama
pembangun filsafat ialah pemikiran kritis dan rasional. Filsafat tidak hanya
mencari ide-ide baru, tetapi juga melakukan analisa dan pengujian terhadap buah
pemikiran baru tersebut. Selalu terdapat kontroversi antara dua filusuf dengan
pandangan yang berbeda pada setiap zaman. Anselm dari Canterbury dan Gaunilo
dari Marmoutiers, Bertrand Russell dan Kurt Gdel, Ren Descartes dan Blaise
Pascal, Leonhard Euler dengan Daniel Bernoulli dan Gottfried Leibniz dengan
Christian Wolff, Bishop Berkeley dan Samuel Johnson, Immanuel Kant dan David
Hume, dan lainnya. Hal ini bukan berarti filsafat memiliki kecintaan akan
kontroversi. Pemikiran kritis dan rasional akan melahirkan analisa dan
pengujian yang baik. Setiap analisa dan pengujian akan melahirkan pihak
yang mengajukan klaim dan oposisinya. Hal inilah yang menyebabkan banyaknya
kontroversi pada sejarah filsafat.
Filsafat
mengamati fenomena. Fenomena merupakan segala sesuatu yang dapat dilihat,
dialami, atau dirasakan. Sebuah fenomena bersifat netral, maksudnya adalah
sebuah fenomena terjadi secara alami, dan terjadi tanpa menguntungkan atau
merugikan siapapun. Fenomena juga dapat bersifat tidak dikehendaki, terjadi di
luar pola yang ada dan biasanya memihak, dalam artian memberikan keuntungan
bagi satu pihak dan memberikan kerugian bagi pihak lainnya. Fenomena yang
bersifat netral disebut sebagai masalah, dan fenomena yang tidak netral disebut
persoalan. Masalah merupakan sesuatu yang dipelajari untuk dimengerti penyebab
dan cara kerjanya. Persoalan merupakan sesuatu yang tidak dikehendaki,
karenanya dipelajari untuk dicari penyelesaiannya. Contoh dari sebuah masalah
ialah keberadaan sebuah sungai, atau fenomena hujan. Sedangkan contoh dari
persoalan misalnya banjir yang dapat disebabkan oleh meluapnya sungai.
Perhatikan bagiamana dalam contoh yang diberikan, sebuah masalah (sungai) dapat
berubah menjadi sebuah persoalan (banjir)!
Filsafat pada
perkembangannya akan menghasilkan ilmu pengetahuan, dan ilmu pengetahuan pada
perkembangannya akan menghasilkan teknologi. Ilmu bersifat pasteritori,
yakni kesimpulan ditarik setelah dilakukan pengujian berulang. Filsafat, di
lain pihak, bersifat priori, yaitu kesimpulan ditarik berdasarkan
pemikiran dan perenungan, bukan pengujian berulang. Filsafat
merangsang kelahiran keinginan untuk observasi dan eksperimen karena proses
berpikirnya yang kritis dan rasional. Observasi mendalam dan eksperimen
berulang akhirnya akan menghasilkan ilmu pengetahuan baru. Secara sederhana
dapat dikatakan bahwa ketika seorang filusuf merenungkan dan mendalami
sebuah masalah, maka ia menghasilkan sebuah ilmu pengetahuan baru untuk
menjelaskan sebab-akibat dari sebuah masalah. Hal ini jugalah yang menyebabkan
hampir semua filusuf awal juga merangkap sebagai ilmuwan. Misalnya:
Plato, Aristotle, dan Pythagoras. Pada perkembangan lebih lanjut, filusuf
yang merangkap ilmuwan jarang ditemui karena perkembangan ilmu filsafat pada
tingkat praktis dikalahkan oleh perkembangan iptek pada tingkat praktis.
Ketika
seorang filusuf merenungkan dan mendalami sebuah persoalan, maka ia akan
menghasilkan sebuah teknologi baru untuk menyelesaikan persoalan tersebut.
Teknologi umumnya memanfaatkan (menerapkan) ilmu pengetahuan untuk mencapai
tujuan yang diinginkan. Dalam dunia pendidikan modern, pengembangan teknologi
bahkan memiliki cabang ilmunya sendiri, yaitu Rekayasa (Engineering).
Perkembangan teknologi manusia sudah bermula dari zaman purba, ketika sebuah
batu dan kayu diikatkan untuk menjadi tombak atau ketika roda diciptakan untuk
mempermudah perpindahan tempat tinggal manusia. Teknologi biasanya dimanfaatkan
untuk memudahkan manusia dalam pengaturan dan adaptasi terhadap lingkungan.
Secara sederhana, teknologi dapat didefinisikan sebagai pengembangan dan
pemanfaatan berbagai ilmu pengetahuan, perangkat, teknik, sistem, atau metode
untuk menyelesaikan sebuah masalah tertentu.
Perkembangan Filsafat
dan Iptek pada Dunia Modern
Pada masa
awal kelahirannya, filsafat dan iptek diajarkan dengan cara diskusi terbuka,
baik yang sifatnya personal (antar dua orang) atau berkelompok. Transfer ilmu
dilakukan melalui ceramah oleh para filusuf atau guru yang telah memiliki
reputasi. Pada masa ini sampai ke masa awal pengembangan penulisan,
pembelajaran masih tidak dilakukan secara sistematik. Pada perkembangan
selanjutnya (di dunia pendidikan modern, yang dimulai sekitar 1000 tahun yang
lalu) pendidikan baru dilakukan secara sistemik.
Dalam dunia
modern, pendidikan atau transfer ilmu pengetahuan maupun metode pemikiran
dilakukan pada sebuah institusi khusus, yaitu institusi pendidikan. Transfer
ilmu dilakukan secara lisan maupun tulisan. Pembelajaran dasar-dasar ilmu yang
telah terbukti dan teruji dilakukan pada institusi pendidikan dasar (di
Indonesia: SD, SMP, SMA). Pendidikan lanjutan dan penelitian (pencarian
pengetahuan baru) dilakukan pada institusi perguruan tinggi (Universitas).
Sebuah perguruan tinggi memberikan gelar akademis, yang berarti perguruan
tinggi tersebut memberikan pengakuan bahwa orang yang bergelar akademis dalam
suatu bidang telah mendapatkan pendidikan yang memadai dalam bidang
tersebut, dan bahkan mungkin telah berkontribusi kepada bidang ilmu tersebut.
Gelar Sarjana diberikan kepada orang yang menuntut ilmu di perguruan tinggi
(mahasiswa) dan telah dianggap menguasai sebuah bidang ilmu. Gelar Master dan
Doktor diberikan kepada mahasiswa yang telah memberikan kontribusi dalam sebuah
bidang ilmu tertentu. Seorang dengan gelar Master telah melakukan penelitian
dan ujicoba penerapan teori lama pada lingkungan baru, sedangkan seorang Doktor
biasanya telah mengembangkan teori baru untuk bidang ilmunya.
Kelebihan-kelebihan
buku
Ø Buku
ini sangat baik guna memperluas wawasan untuk mengetahui bagaimana berfilsafat
yang baik dan benar.
Ø Buku
ini baik membantu orang-orang untuk membangun keyakinan keagamaan atas dasar
yang matang secara intelektual.
Ø Dalam
Buku filsafat ini mencari
hakikat kebenaran sesuatu, baik dalam logika (kebenaran berpikir), etika
(berperilaku), maupun metafisik (hakikat keaslian).
Kekurangan-kekurangan
buku
Ø Jika
buku ini dibaca oleh orang yang baru mengetahui filsafat maka akan sulit untuk
dimengerti karena banyaknya istilah-istilah lain.
Ø Dalam
buku ini ada beberapa penulisan yang salah.
Hal-hal
yang menarik dalam buku filsafat dalam terang iman kristen ini adalah
Ø Hubungan
antara filsafat dengan ilmu pengetahuan dan teologi, dimana banyak orang
kristen tidak bengitu suka berfilsafat karena mengatakan Alkitablah yang benar.
Memang Alkitab adalah firman Allah tetapi tidak ada jeleknya untuk mengunakan
filsafat yunani.
Ø Dalam
berfilsafatpun dinasehatkan untuk berhati-hati dalam filsafat yang kosong
(kolose 2:8). Supaya jangan terjebak dengan filsafat itu sendiri agar tidak
berakibat pada pengangungan rasio, sedangkan imanya lemah.
Ø Perbedaan
filsafat umum dengan filsafat kristen. Filsafat umum masih bertanya tentang apa
di balik Tuhan. Mereka belum menemukan suatu rahasia yang terselubung tentang
keberadaan Tuhan. Filsafat kristenlah yang membawa filsafat umum mengerti
tentang kebenaran.
Aplikasi dalam tugas pelayanan adalah
sekalipun filsafat pada dasarnya berusaha mencari kebenaran, tetapi seorang
kristen harus menyadari bahwa Tuhan yesus kristuslah satu-satunya kebenaran
itu. Dan setiap orang yang melakukan tugas pelayanan bisa berfilsafat tetapi
mengunakan filsafat kristen untuk menjangkau jiwa-jiwa supaya percaya kepada
kebenaran itu sendiri yaitu Yesus kristus.