Setelah
saya menyaksikan film Behind The Sun, saya jadi membayangkan betapa sulitnya
menjalani kehidupan sebagai orang Kristen ditengah masyarakat mayoritas. Dimana
terdapat rasa takut dan ketidaknyamanan yang akan selalu menghantui ditiap
hari. Namun disisi lain saya membandingkan kenyataan kehidupan yang saya jalani
dengan kehidupan yang dijalani oleh saudara Samir sungguh sangat bertolak
belakang. Dia berlatar belakang agama islam dan hidup dalam sebuah keluarga
serta negara yang mayoritas beragama islam. Sungguh, kita sudah dapat
membayangkan bagaimana dia harus berjuang ketika dia memutuskan untuk menerima
Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamatnya. Ada penolakan, ancaman dan bahaya
yang mengacam kehidupannya setiap saat. Tetapi dari semuanya itu, ada rencana
dan maksud Tuhan yang telah disediakan baginya. Jadi melalui film saya menjadi
semakin dikuatkan dan diteguhkan dalam iman kepada Tuhan Yesus Kristus.
Walaupun memang ada harga yang harus dibayar dalam mengikut Tuhan, namun harga
yang harus kita bayar itu tidak sebanding dengan anugerah yang Tuhan telah
berikan kepada kita.
Yang saya
rasakan setelah menyaksikan kisah dari film The Stripes Of The Zebra adalah
seakan saya mendengar panggilan yang kuat dari Tuhan berkata ketika AKU sudah
memilih dan menetapkan pada siapa AKU berkenan, maka tidak ada seorangpun yang
dapat menggagalkannya. Hal ini merupakan penyataan Tuhan, bagaimana Dia telah
bekerja dalam kehidupan umat-Nya yang mengalami penganiayaan dan perlakuan yang
sangat tidak adil. Sehingga ketika dalam penganaiayaan mereka tidak takut dan
tidak menyangkal imannya. Contohnya dalam kisah kesaksian hidup Rashid dia
telah berhasil dalam menjalakan tugasnya sebagi orang yang telah dipilih oleh
Tuhan. Walaupun ada tantangan yang berat, tetapi jika Tuhan yang sudah buka
jalan, maka tidak ada yang dapat menutupnya. Ketika saya merenungkan perjalanan
kehidupan yang saya jalani, sungguh luar biasa rancangan Tuhan begitu sempurna.
Oleh karena itu sungguh anugerah yang besar jika kita dipilih Tuhan untuk
menjadi saksi-Nya ditengah dunia ini, karena tidak semua orang yang dipanggil
akan terpilih.
Bamboo In
Winter adalah sebuah kisah tentang pergumulan dan pertumbuhan iman seorang
gadis muda dari Cina. Ditengah pemeritahan yang mengharuskan rakyat atau warga
negaranya untuk tunduk pada otoritas kaum komunis, yang tidak percaya akan
adanya Tuhan. Melalui hal inilah Tuhan menunjukkan kuasa-Nya, disebuah desa ada
keluarga yang mengalami penganiayaan karena mempertahankan iman kepada Tuhan
Yesus, tetapi hal ini tidak membuat mereka putus asa melaikan makin banyak
orang-orang di desa itu yang menjadi percaya kepada Tuhan. Jadi Tuhan telah
menunjukkan betapa kekuasaan-Nya lebih besar daripada penganiayaan yang
dilakukan oleh pemerintah komunis. Oleh karena itu saya merasa diberkati bahkan
semakin dikuatkan, disisi lain saya merasa betapa beruntungnya kekristenan di
indonesia, karena masih bebas dalam melangsungkan ibadah ataupun
kegiatan-kegiatan kerohanian lainnya. Walaupun ada dibeberapa daerah yang
melakukan diskriminasi terhadap kekristenan tetapi jauh lebih baik, jika
dibandingkan kisah dalam film ini.
Stronger
Than Gun bebagai peristiwa telah dikisah kan dalam film ini dan ada banyak
pahlawan-pahlawan iman yang berjuang untuk kemuliaan Tuhan, saya melihat
bagaimana sekali lagi karya Allah dalam semua peristiwa semuanya mendatangkan
kebaikan bagi yang percaya kepada-Nya. Banyak pengalaman yang baru yang saya
terima dan rasakan. Ketika para pemimpin kristen dibunuh, orang-orang dianiaya,
bahkan ada yang dipenjarakan bukan karena melakukan kejahatan. Namun mereka
tetap mengucapkan hal-hal yang membangun iman sehingga terus terjadi pertumbuhan
iman yang sangat pesat. Jadi kekuatan kita bukan pada persenjataan secara
fisik, malainkan kepada persenjataan rohani yaitu iman kita kepada Yesus
Kristus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar