PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Barangkali Gereja pada masa kini memerlukan pemimpin-pemimpin yang berbakat dan bersemangat dari pada waktu-waktu sebelumnya di dalam sejarahnya. Situasi dunia menghendaki suara yang tegas dari gereja, dan ini hanya dapat di harapkan dari para pemimpin yang di urapi dengan kuasa ilahi yang hidupnya di persembahkan kepada Yesus Kristus.
Apakah orang terpanggil kepada pekerjaan Kristen atau pemimpin Kristen ? Ya, setiap orang bertanggunmg jawab untuk memimipn orang-orang yang terhilang dan membangun mereka yang selamat. Pelayanan Kristen adalah bagian dari kehidupan orang-orang Kristen.
Yesus memberikan suatu perbandingan yang kontas kepada murid-muridnya untuk menolong mereka mengerti sikap yang tak boleh dan yang harus mereka milikih : pemerintah-pemerintah bangsa-bangsa memerintah rakyatnya dengan tangan besi dan pembesar-pembesar menjalankan kuasanya dengan keras atas nereka. Tidaklah demikian diantara kamu. Barang siapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, dan barang siapa ingin menjadi terkemuka diantara kamu, hendaklah ia menjadi hambamu; sama sperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawanya menjadi tebusan bagi banyak otang. (Matius 20:25-28).
Pekerja Kristen juga selalu mencari jalan untuk melayani orang lain, bukan supaya ia dilayani orang lain. Hal ini tampaknya tidak normal, karena orang cenderung ingin mencari keuntungan untuk diri sendiri. Tetpi inilah cara yang di perintahkan dan diteladani Yesus. ”Kristus Yesus, yang walaupun dalam rupa Allah, . . . mengosongkan diriNya sengiri, dan mengambil rupa seorang hamba” (Filipi 2:5-7). Paulus menggunakan teladan Yesus untuk mengembarkan perintahnya.
Segala sesuatu yang dilakukan pemimpin kristen, yeitu diarahkan untuk melayani orang lain, tapi motif-motif yang mendasari nya (dan mungkin tidak didasarinya) sama sekali bersifat egoistis.posisi wewenang atau kepemimpinanya, atau egonya mungkin membutuhkan pujian dan pengakuan orang lain yang sering muncul dengan pelayanam yang lebih jelas dan bersifat cari muka. Sebagai pemimpin kristen harus memandang dirinya sebagai hamba dan harus rindu memenuhi kebutuhan orang lain.
B. Tujuan Penulisan
Adapun yang menjadi tujuan dari penulisan makalah ini, antara lain :
Ø Untuk memenuhi sebagian tugas dari mata kuliah Kepemimpinan Kristen
Ø Untuk memberikan sumbangsih pemikiran bagi setiap hamba-hamba Tuhan, bahwa seorang pemimpin harus melayani
Ø Untuk memberikan pemahaman bagi setiap gereja Tuhan, akan pentingnya mempelajari atau mempunyai pemimpin yang melayani
Ø Agar makalah ini berguna bagi setiap mahasiswa STT IKSM-SA, yang secara akademik adalah sekolah yang mengembangkan hamba-hamba Tuhan untuk menjadikan pemimpin yang melayani.
C. Batasan Masalah
Agar makalah ini terfokus dan tidak menyimpang dari judul makalah yang di akan di bahas, maka penulis memberikan batasan masalah, yakni Kepemimpinan Yang Melayani.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Kepemimpinan adalah pengaruh, yaitu kemampuan seseorang untuk mempengaruhi orang lain. Orang hanya dapat memimpin oang lain sejauh ia dapat mempengaruhi mereka. Kenyataan ini di dukung oleh definisi-definisi kepemimpinana yang di rumuskan oleh orang-orang yang mempunyai pengaruh yang besar.
Lord Montgomery mendefinisikan kepemimpinana sebagai berikut : “kepemimpinana adalah kemampuan dan kehendak untuk mengerakan orang laki-laki dan perempuan untuk satu tujuan bersama dan watak yang menimbulkan kepercayaan.”
Dr. Jhon R. Mott, seorang pemimpin kalibar dunia di kalangan maha siswa, memberikan definisi sebagai berikut , “seorang pemimpin adalah oramh yang mengenal jalan, yang dapat terus maju dan yang dapat menarik otang lain mengikut dia”.
Pemimpin adalah seseorang yang memiliki peranan sebagai penggerak, pemandu sebagai organisasi atau sekelompok orang bahkan suatu lembaga dalam menjalankan tugas yang di rencanakan dan untuk menata mekanisme kehidupan bersama dan dalam mencapai tujuan bersama. Pemimpin juga dapat diartikan sebagai suatu jabatan yang dipegang atau yang di pengku sesorang dimana hal terdebut dipercayakan kepadanya oleh beberapa oreang (sekelompok) yang telah terorganisasi. Pada dasaranya pemimpin adalah suatu posisi tertinggi dalam tatanan organisasi atau lembaga, baik oraganisasi yang besar maupun organisasi yang kecil. Kepemimpinan yang melayani dimulai dari dalam diri kita. Kepemimpinan menuntut suatu transformasi dari dalam hati dan perubahan karakter. Kepemimpinan sejati dimulai dari dalam dan kemudian bergerak ke luar untuk melayani mereka yang dipimpinnya. Disinilah pentingnya karakter dan integritas seorang pemimpin untuk menjadi pemimpin sejati dan diterima oleh rakyat yang dipimpinnya. Seorang pemimpin sejati justru memiliki kerinduan untuk membangun dan mengembangkan mereka yang dipimpinnya sehingga tumbuh banyak pemimpin dalam kelompoknya.
Keberhasilan seorang pemimpin sangat tergantung dari kemampuannya untuk membangun orang-orang di sekitarnya, karena keberhasilan sebuah organisasi sangat tergantung pada potensi sumber daya manusia dalam organisasi tersebut. Jika sebuah organisasi atau masyarakat mempunyai banyak anggota dengan kualitas pemimpin, organisasi atau bangsa tersebut akan berkembang dan menjadi kuat.
Pemimpin yang melayani memiliki kasih dan perhatian kepada mereka yang dipimpinnya. Kasih itu mewujud dalam bentuk kepedulian akan kebutuhan, kepentingan, impian dan harapan dari mereka yang dipimpinnya. Ciri keempat seorang pemimpin yang memiliki hati yang melayani adalah akuntabilitas (accountable). Pemimpin yang melayani adalah pemimpin yang mau mendengar. Mau mendengar setiap kebutuhan, impian dan harapan dari mereka yang dipimpinnya. Pemimpin yang melayani adalah pemimpin yang dapat mengendalikan ego dan kepentingan pribadinya melebihi kepentingan publik atau mereka yang dipimpinnya. Mengendalikan ego berarti dapat mengendalikan diri ketika tekanan maupun tantangan yang dihadapi menjadi begitu berat. Seorang pemimpin sejati selalu dalam keadaan tenang, penuh pengendalian diri dan tidak mudah emosi.
B. Allah Mempersiapkan Seorang Pemimpin
Allah mencetak kita sebagai pemimpin sebelum kita menjadi pemimpin, dan juga sesuda kita mengakui posisi kepemimpinana kita. Tuhanlah yang menentukan latar belakang keluarga kita, kemampuan kita, penampilan kita dan kepribadian kita. Tuhan juga meletakan kita dengan sengaja kedalam suatu situasi sebelum dan sesuda perubahan, sebalum dan sesuda panggilan kita untuk dua alasan. Aladan yang pertama adalah untuk mempersiapkan kita untuk apa yang Dia inginkan untuk kita lakukan. Alasan yang kedua adalah untuk menguji kita dalam tiap langkah dari rencanaNya sebelumnya berhasil kelangkah selanjutnya dan untuk melihat cara Dia mengukur apa yang ingin Dia lihat dan lakukan dalam kehidupan kita.
C. Tanggung jawab
Di dalam usaha apapun, pemimpinnyalah yang beratanggung jawab atas keberhasilan atau kegagalan misinya. Tetapi betapa sulitnya bagi sebagai besar para pemimpin yang bertanggung jawab atas apa yang terjadi di adalam organisasi mereka.Syarat seorang pemimpin untuk mempertahankan agar selalu ada motifasi dan semangat juang yang tinggi, pemimipin harus membina orang-orang yang bekerja sama dengan dia , menolong mereka untuk sepenuhnya mampu mengembangkan potensi yang ada pada mereka. Dan ada beberapa hal praktis yang dapat dilakukan seorang pemimpin untuk menolong orang-oranrnya bertumbuh. Salomo menulis tentang empat syarat yang vital yang harus ada pada seorang pemimpin.
- Kejujuran. Pemimpin harus betul-betul jujur terhadap orang-orangnya. “lebih baik teguran yang nyata-nyata dari pada kasih yang tersembunyi. Seoarng kawan memukul dengan maksut baik, tetapi seorang lawan mencium secara berlimpah-limpah” (Amsal 27:5-6).seperti domba tanpa seorang gembala, orang cenderung untuk menyimpang. Mereka memrlukan semua bantuan yang mungkin di peroleh untuk dapat tetap tinggal di jalan yang benar. Salah satu cirri dari seorang gembala yang baik adalah bahwa ia memelihara domba-domba yang ada di bawah pengwasannya dan melakukan papa yang dapat di lakukan u7ntyuk melindungi mereka dari rumput liar yang berracun, singa yang mengaum-ngaum, dan tebi yang tejalTeguran harus diberiak dalam roh kasih dan perhatian yang sama. Teguran yang terbuka berarti berbicara dengan bebas dan dengan jujur. Kejujuran semacam itu kadang-kadang mungkin menyakitkan.
- Kesetiaan. Pemimpin harus tetap tinggal dengan oreang tersebut dalam masa senang maupun susah. Ia tidak dapat meninggalkan jika orang itu gagal dalam tanggungjawabnya atau menderita kemunduran dalam kehidupan rohaninya. Ia memperhatikan dan tetap mendampinginya. Itulah hati pemimpin yang memperhatikan dari seorang pemimpin yang bertanggung jawab. Ia menunjukan perhatiannya kepada orang-orang di gerejanya bahkan ketika mereka tidak membari perhatian terhadap geraja meraka. Ia mengasihi mereka entah mereka barabuat benar atau salah, entah meraka sedang hidup dalam kemenangan atau dalam dosa. Kasih Tuhan Yesus bagi kita sekarang tidak berubah, karena perasaan-Nya tersentuh oleh kelemahan-kelemahan kita. Tuhan Yesus tinggal dengan kita dengan keadaan susah dan senang. Jika orang melihat seorang pemimpin mempunyai sifat seperti sifat Kristus, mereka jadi makin setia, makin mengapdikan diri mereka kepadanya, dan semangat juang mereka juga akan tetap tinggi.
- Kemurahan hati. Pemimpin harus memuji pekerjaan yang dilakasanakan dengan baik. Kita semuah kadang-kadang memerlukan pujian, dan kata-kata yang memberi semangat. Tetapi pujian dapat berdampak baik atau buruk pada waktu seorang menerima lebih bbanyak tanggung jawab sebagai seorang pemimpin, pemimipin yang melatih orang itu harus mengajar dia untuk berhati-hati akan bahaya pijian dan sanjungan. Jika ppemimpin melakukan pekerjaan yang baik, tak pelak lagi aia akan di hujani puijian banyak orang. Oleh karenanya pada saat itu ia sudah harus belajar berjalan berhati-hati, dan dengan rendah hati menerima pujian itu sebagai anugrah. Ketika seorang pemimpin berusahauntuk mengembangkan kehidupan orang-orang Kristen yang berada dibawa tanggungjawabnya, ia harus dikuasai oleh beberapa prinsip dasar.
- Ia harus berhati-hati dalam memberikan pujian
- Ia harus mengajar orang lain bagaimana caranya menerimma pujian sebagaimana adanya suatu usaha yang jujur untuk memberi semangat
- Ia harus mengajarkan kepada mereka bahwa mereka hanyalah salura-saluran.
BAB III
TANGGUNG JAWAB YANG HARUS DIPIKUL OLEH SEORANG PEMIMPIN
A. Seorang Pemimpin Yang Membimbing
Tanggungjawab bagi seorang pemimpin adalah untuk memimpin. “seorang pemimpin adalah seorang yang di ikuti oleh orang lain,” dan jika anda ingin mengetahui apakah anda seorang pemimpin atau bukan, maka lihatlah kebelakang apakah ada seorang yang mengikuti anda.
Tanggungjawab anda adalah untuk mempertimbangkan pekerjaan mana yang terbaik untuk dikerjakan. Tugas anda bkanlah untuk menyetujui apa yang ingin dilakikan tiap-tiap orang, tugas anda adalh untuk mendorong setiap orang untuk melihat apa yang anda telah lihat, dan mendirong mereka untuk melangka dalam petunjuk yang sama seperti diri anda sendiri.seorang pemimpin yang efektif selali membimbing dan memerintah orang lain dengan hormat. Dia memberi inspirasi dan semangat kepada orang yang mengikutinya. Pemimpin yang efektif manantukan arah bagi orang yang dibawanya. Dia menggunakan rasa takut dan otoritas.
Seorang pemimpin Kristen dapat melaksanakan kehendak Allah dengan dan melalui orang untuk kemuliaan Allah.
- Pemimpin harus mengetahui kehendak Allah
- Pemimpin harus melaksanakan kehendak Allah di dalam hidup orang lain
- Pemimpin harus melaksanakan kehendak Allah dengan orang lain
- Pemimpin harus melaksanakan kehendak Allah melalui orang lain
B. Seorang Pemimpin Yang Memberi Makan
Sering dikatakan bahwa tanggung jawab utama dari seorang pemimpin adalah bukan untuk bekerja bagi dirinya sendiri, tetapi dia mencurahkan perhatiannya bagi semua stafnya yang bertanggungjawab kepada dia. Prioritas utamanya adalah untuk mengasihi mereka, menolong mereka dan memberi makan kepada mmereka. Perhatian dan bimbingan selali mempunyai pengaruh besar dan lebih bermanfaat bagi mereka dari pada hanya memberi pemimpin, dan pimpinanya dirasa akan berarti apabila disertai dengan perhatian.
Pemimpin yang baik selali memberi waktunya untuk mendengar apap yang dikatakan stafnya, bersedia menolong dan menasihati mereka, dan mendorong mereka. Mengambil waktu untuk memberi mereka makan. Lebih dari anda memberi makan mereka, yang terbaik anda akan membimbing mereka.
C. Seorang Pemimpin Melakukan Apa Yang Benar
Satu dari bahaya yang terbesar bagi beberapa pemimpin adalah bersikap prgmatis. Pemimpin yang bersifat pragmatis dalam mengamil keputusan hanya berdasarkan apa yang akan dikerjakan dan apa yang akan mendatangkan hasil. Dasar apa yang dia lakukan dan keputusan apa yangdia buat adalah pragmatis dan bukan moralitas.
Seorang pemimpin harus senatiasa melkukan apa yang benar dan tepat tidak masalah apakah ada pekerjaan atau tidak, tidak masalha apakah dia berhasil atau tidak, dan ntidak masalah, apapun yang menjadi akibatnya. “Dan haruslah engkau malakukan apa yang benar dan baik di mata Tuhan” (Ulangan 6:18).
Satu tanggungjawb utama dari seorang pemimpin adalh untuk mengambil keputusan, hal ini artinya apa yang anda lakukan, dan keputusan anda yang buat harus Alkitabiah dan tepat, karena itu keputusan yang terbaik bagin para staf dan bagi pekerjaan. Jika keputusan ini Alkitabiah dan tepat, maka meraka akanbekerja dengan baik dalam jangkla waktu yang lama, sekalipun kelihatannya mereka tidak berhasil dalam waktu yang tepat.
D. Seorang Pemimpin Yang Berinvestasi
Investasi adalah sebuah terminal perdagangan. Seorang pengusaha baisanya meiliki sejumlah modal dan dia mencari peluang bisnis yang dapat dikembangkan melalui modal yang ada, sehingga di masa yang akan datang dia beroleh keuntungan dari padanya. Itulah investasi.
Seorang pemimpin Kristen memiliki odal. Alkitab menyebut modal terserbut adalh “talenta” (Matius 25:14). Modalnya adalah senantiasa sanggup untuk mmemberi dan semuanya itu di berikan Allahkepdanya, dan tibah saatnya dia akan menyatakan kasih dan perhatian yang Allah taruh dalam hatinya untuk orang bersama dia.
Tuhan Yesus yang banyak menginvestasikan waktuNya, kasihNya dan mengajar murid-muridNya selama 3 ½ tahun. Tuhan Yesus tahu bahwa murid-muridNya merupakan kunci dalam pemberitaan Injil di masa yanga akan datang kelihatan mreka ada kekuatan untuk melakkukan berbagai pekerjaan dan pengajaran.
Paulus berinvestasi dan mencurakan perhatian kepada seorang seperti Timotius, Titus, Markus dan yang lainnya. Paulus mnekankan betapa pentignya berinvestasi ketika dia menulis kapadsa Timotius.
E. Seorang Pemimpin Yang Bertahan
Anda tidak akan berada dalam posisi kepemimpinana jika anada ridak menemui masalah. Masalah tersebut bisa dengan orang yang anda pimpin atau dengan pemipin anda sendiri. Masalah dengan keputusan yang anda buat, masalah kritikan dan saling salah paham. Masalah demngan kebutuhan dan mungkin karena kesehatan yang terganggu karena masalah karena perbedaan dan pertentangan.
Pemimpin bisa saja tergoda oleah lingkungan untuk membeti dan mencoba untuk mendapatkan pelayanan yang dia rasakan membuat dia lebih terkenal, bebas dari tekanandan sedikit menghadapi masalah.
Tetapi jika dia yakin bahw Allah telah memimpin dia kedalam posisi sebagai pemimpin dia seharusnya tidak pernah terlepas atau melepaskan diri dari suatu keadaan lingkungan. Tuhan Yesus sangat menhhaegai pemimpin yang taat dan tekun ”baik sekali perbuatanmu itu hai hamba-Ku yang baik dan setia” (Mat 25:21). Kesetiaan adalah kesanggupan untuk mencermati suatu tugas dan tidak melepaskan diri. Bila mana seorang pemimpin melepaskan diri dari pelayanan, padahal sebenarnya dia percaya Allah telah memanggil dia masuk kedalam pelayanan tersebut. Biasanya ada dua hal penyebab yaitu : yang pertama masalah pengenalan kepada kehendak Allah, yang kedua karena dia berada di tempat yang salah atau di tempat yang benar, dan diadalam kehendak Allah tetapi tidak sanggup, atau ingin untuk berekun.
F. Seorang Pemimpin Yang Mencari Seorang Pengganti
Bilamana sewaktu-waktu anda mengalihkan posisi kepemimpinan anda kepada orang lain, anda ingin memastikan bahwa, orang lain ada disana, dan anda telah mempersiapkan dan melatih dia untuk mengambil alih. Dalam suatu kelompok organisasi akan mengalami masalah bila seorang pemimpin meninggal atau wafat. Posisi yang dia tinggalkan kadang tidak dapat diisi dalam satu bulan bahkan bertahun-tahun. Anda harus merencanankan persiapan pemimpin untuk menggatikan anda bila anda meninggalkan posisi anda sebagai pemimpin, sehingga tidak terjadi kefakuman.
Seorang pemimpin tidak harus meninggalkan pertanyaan bagi orang lain untuk menentukan penggantinya setelah dia pergi. Cari dan siapkan, pengganti anda harus menjadi prioritas utama. ”satu tanggung jawab seorang pemimpin yang mengagungkan adalah memilih dan mengembangkan suatu pribadi yang akan menggantikannya nanti. Menginginkan suatu keberhasilan dapat menjadi sangat sulit. Bagaimana kalau dia jatuh ? kesulitan seperti ini mungkin saja terjadi, jika ketika berhasil adalah merupakan alternatif saja. pekerjaan Allah harus dipercayaai kepada orang yang dipilih.
Anda menyerahkan pekerjaan kepemimpinan kepada orang yang membuat anda berhasil anda harus mempercayakan pekerjaan itu seluruhnya. Anda dapat bekerja sama dengan orang lain dalam pekerjaan yang berbeda, atau jika anda sudah tua pensiun saja. Dan jika mungkin untuk lebih menolong pindah saja dari tempat tinggal anda kita percaya bahwa peinsip-prinsip ini dapat diterapkan semua orang yang menduduki posisi kepemimpinan, dan pada suatu ketika tugasnya berakhir apakah sebagai direktur misi, pendeta, pemimpin sekolah Alkitab, pemimpin kaum muda/kelompok pemahaman Alkitab, dan banyak lagi yang lain.
Gaya Sosial Seorang Pemimpin
Gaya soaial dalam kepemimkpinan adalah gaya yang dipakai oleh sroata pemimpin sengan menjalin relasi dengan bawahan atau anggotanya. Dengan adanya relasi atau hubungan sosial anatara pemimpin dengan anggota, maka muda untuk mencapai tujuan. Gaya sosial iini ditandai dengan adanya saling kerja sama, adanya katerbukaan anatra yang satu dengan yang lain.
Gaya sosial kepemimpinana mempengaruhi sikap dan tingka laku kelompok atau anggota, sebab dengan adanya persetujuan maka anggota merasa diperlukan dan dihargai atau dipernhitungkan dalam organisasi tersebut. Dalam gaya sosial, adanya relasi yang didasaekan pada rasa memilki atau milik bersama, dan yang dominan dalam relasi ini adalah kesadaran bukan keterikatan.
Pemimpin yang melayani adalah seorang pemimpin yang dipilih oleh Tuhan untuk memimpin dan melayani umat-Nya, dan dia merupakan alat Tuhan untuk memperluas kerajaan-Nya. Allah memilih seorang pemimpin yang melayani untuk melayani jemaat Tuhan dengan penuh kasih kepada kehendak Tuhan. Pandangan Rasul Paulus ialah bahwa ”cita-cita untuk menjadi pemimpin adalah suatu yang mulia”, tetapi hal tersebut tidaklah diterima oleh semua orang dapat menjadi pemimpin melainkan hanya orang yang memiliki kriteria dan menerima panggilan dati Tuhan untuk dipaercayai sebagai seotang pemimpin yang melayani. Setiap gereja membutuhakan seorang pemimpin yang dapat mengarahkan iman mereka kepada Tuhan dari melalui pelayanannya, sedangkan dalam memilih atau mengangkat bukanlah hal yang sembarangan, karena harus sesuai dengan kriteria rohani yang berdasarkan kebenaran Firman Tuhan.
BAB IV
KEPEMIMPINAN YESUS
Melayani Bukan Dilayani
Sejak awal pelayananNya, Yesus sudah terlibat dalam banyak konflik dengan berbagai pihak. Rupanya kehadiranNya membawa banyak hal yangbaru dan tidak lazim saat itu. Bahkan tidak jarang orang menganggapNya berani menjungkirbalikkanaturan dan tatanan hukum masyarakat dan agama yang berlaku. Dia makan dengan pemungut cukai, bekerja pada hari Sabat, menyembuhkan anak dari perempuan non Yahudi, bercakap dengan perempuan Samaria, dII. Dia berani melawan hal yang tabu dan membawa pembaharuan saat itu. Tidak mengherankan jika sikap pro-kontra menjadi bagian dari hidup dan pelayanan Yesus. Hal ini juga terjadi saat Yesus bersama murid-muridNya mengadakan sebuah jamuan makan bersama menjelang hari raya Paskah. Yesus melakukan suatu hal yang tidak biasa bagi murid-murid bahkan masyarakat saat itu. Hal ini nyata dari ucapan Petrus kepadaNya:Tuhan, Engkau hendak membasuh kakiku? Suatu hal yang tidak biasa dan di luar dugaan. Bagaimana mungkin seorang pemimpin besar seperti Yesus mau melayani muridmurid-Nya melalui tindakan pembasuhan kaki. Sebagaimana biasanya pemimpin selalu dilayani, tersedia segala fasilitasyang dibutuhkan, karena itu banyak orang berharapuntuk menjadi pemimpin tidak terkecuali Yakobusdan Yohanes murid Yesus yang meminta kedudukan (Mrk 10:35-45; Matius 20:20-28). Yesus menanggalkan jubahNya. Ia mengambil sehelai kain lenan ... membasuh kaki murid-murid-Nya dan menyekaNya. Suatu tindakan pelayanan yang luar biasa dan hanya patut dilakukan oleh seorang hamba bukan pemimpin yang dihormati seperti Yesus. Yesus lakukan ini bukan untuk mencari sensasi tetapi pembaharuan dalam gaya kepemimpinan: melayani bukan dilayani (Karena Anak Manusia datang bukan untuk dilayani tetapi melayani ... lih. Markus I0:45, Matius 20:28). Bukan hanya pada acara makan bersama tetapi seluruh hidup adalah melayani. Pembaharuan yang dilakukan Yesus bukan tanpa arah dan tujuan. Dia melakukannya karena Dia tahu bahwa saatNya sudah tiba untuk beralih dari dunia kepada Bapa. Dia berkarya untuk mewujudkan rencana dan kehendak BapaNya yaitu keselamatan umat manusia (bnd Yoh. 12:49,50). Sejak awal pelayananNya Dia konsisten dan setia kepada rencana dan kehendak BapaNva bahkan Yesus harus bergumul dengan diri sendiri (bnd Mrk 14: 36,-Mat 26:42; Luk 22:42). Visi Yesus jelas yaitu membawa kebaikan dan sukacita bagi manusia bukan sebaliknya mengorbankan orang banyak untuk kepentingan pribadi. Orientasi kepemimpinanNya bukan pada kedudukan tetapi lebih pada pelayanan yang membawa kebaikan bersama. Untuk itu Dia tidak mulai dengan tuntutan tetapi memberikan teladan yang mendorong orang melakukan hal yang sama yaitu saling melayani (Jadi jikalau Aku membasuh kakimu...maka kamupun wajib saling membasuh kakimu). Sebagai seorang Guru dan Tuhan, Yesus penuh inisiatif dalam bertindak. Dia tidak menunggu nasib dan pasrah pada takdir dosa menghancurkan hidup manusia (kata-kata kerja dalam perikop menunjukkan inisiatifNya: Lalu bangunlah Yesus, menanggalkan, membasuh...). Semua yang dilakukan merupakan simbol“Orientasi kepemimpinan Yesus bukan pada kedudukan tetapi lebih pada pelayanan yang membawa kebaikan bersama”
BAB V
PENUIUP
- kesimpulan
Yang menjadi kesimpulan dari makalah ini adalah Banyak orang salah mengerti tentang kepemimpinan. Mereka beranggapan bahwa kepemimpinan melekat di dalam kekuasaan, posisi atau jabatan. Anggapan klasik tentang kepemimpinan adalah seseorang yang memiliki posisi tertentu atau jabatan tertentu di dalam sebuah organisasi. Melalui posisi, kedudukan dan kekuasaan yang dimilikinya, Untuk mendapatkan pemimpin yang baik, yang dapat memenuhi keinginan dan kebutuhan masyarakat memang tidak gampang. Namun demikian, hal tersebut bukan mustahil.
Tujuan utama kepemimpinan adalah melayani orang yang dipimpinnya. Pemimpin sejati berorientasi untuk membangunan masyarakat dan daerahnya, bukan membangun diri dan keluarga serta golongannya. Kepentingan publik lebih utama dibandingkan kepentingan diri dan golongannya. Pemimpin yang memiliki hati yang melayani adalah akuntabel. Artinya memiliki tanggung jawab yang tinggi terhadap institusi dan orang yang dipimpinnya. Seluruh perkataan, pikiran dan tindakannya dapat dipertanggung jawabkan baik kepada rakyatnya maupun Tuhan
- Aplikasi
Hati yang melayani. Seorang pemimpin harus memiliki empati dan simpati kepada orang yang dipimpinnya. Dalam memimpin, pemimpin harus dapat memberikan motivasi kepada orang yang dipimpinnya. Pemimpin yang melayani adalah pemimpin yang mampu mengendalikan dirinya. Mengedepankan kepentingan umum diatas kepentingan pribadinya. Memiliki ketahanan mental yang kuat. Seorang pemimpin sejati selalu dalam keadaan tenang, penuh pengendalian diri dan tidak mudah emosi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar