MAKALAH
MENGATASI
KESULITAN BELAJAR
Di Susun Untuk Memenuhi
Syarat Mata Kuliah Psikologi Pendidikan
Di Serahkan Kepada :
Uli Saut P. Nainggolan, M.Th
![](file:///C:/DOCUME%7E1/SNOWNE%7E1/LOCALS%7E1/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image003.gif)
Di Susun Oleh :
Nama
Mahasiswa : Riswanto Lago
Semester : V
SEKOLAH TINGGI TEOLOGI SANTOSA ASIH
JAKARTA
2011
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
- Latar Belakang Masalah .....................................!
- Tujuan Penulian .....................................!!
- Batasa Masalah .....................................!!
BAB II MENGATASI KESULITAN BELAJAR
A. Pengertian Belajar
....................................1
1. Toko yang Memberikan Pengertian
Belajar ..........................................1
2. Perumusan Pengertian Belajar
..........................................2
3. Sumbangan Teori Belajar
.........................................3
B. Cara Mengatasi
Kesulitan Belajar
..........................................6
C. Perlunya Diaknosa
dalam Mengatasi Kesulitan Belajar ...........................................7
D. Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Kesulitan Belajar
..........................................8
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
......................................10
B. Saran .....................................10
KEPUSTAKAAN
.......................................11
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Sebagai seorang guru yang sehari-hari mengajar di sekolah, tentunya
tidak jarang harus menangani anak-anak yang mengalami kesulitan dalam belajar.
Anak-anak yang sepertinya sulit sekali menerima materi pelajaran, baik pelajaran
membaca, menulis, serta berhitung. Hal ini terkadang membuat guru menjadi
frustasi memikirkan bagaimana menghadapi anak-anak seperti ini. Demikian juga
para orang tua yang memiliki anak-anak yang memiliki kesulitan dalam belajar.
Harapan agar anak mereka menjadi anak yang pandai, mendapatkan nilai yang baik
di sekolah menambah kesedihan mereka ketika melihat kenyataan bahwa anak-anak
mereka kesulitan dalam belajar.
Akan tetapi yang lebih menyedihkan adalah perlakuan yang diterima
anak yang mengalami kesulitan belajar dari orang tua dan guru yang tidak
mengetahui masalah yang sebenarnya, sehingga mereka memberikan cap kepada anak
mereka sebagai anak yang bodoh, tolol, ataupun gagal.
Akan tetapi yang lebih menyedihkan adalah perlakuan yang diterima
anak yang mengalami kesulitan belajar dari orang tua dan guru yang tidak
mengetahui masalah yang sebenarnya, sehingga mereka memberikan cap kepada anak
mereka sebagai anak yang bodoh, tolol, ataupun gagal.
B.Tujuan Penulisan
Ada
beberapa tujuan untuk mengatasi
kesulitan belajar sebagai berikut :
1.Untuk mengetahui kesulitan-kesulitan yang yang dihadapi dalam belajar.
2.Untuk memenuhi kebutuhanya dalam mengatasi kesulitanya.
3. Untuk menambah pengeahuan yang
dimiliki.
.
C.Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis dapat menyimpulkan
rumusan masalahnya sebagai berikut .
1.Kesulitan apa saja yang dihadapi oleh siswa .
2.Apakah penyebab kesulitan siswa .
3.Tindakan apa saja yang dilakukan untuk mengatasi kesulitan siswa dalam menyelesaikan permasalahanya dalam belajar .
1.Kesulitan apa saja yang dihadapi oleh siswa .
2.Apakah penyebab kesulitan siswa .
3.Tindakan apa saja yang dilakukan untuk mengatasi kesulitan siswa dalam menyelesaikan permasalahanya dalam belajar .
BAB II
PEMBAHASAN
MENGATASI KESULITAN BELAJAR
A.Pengertian
Belajar
Belajar adalah bentuk belajar dalam urat saraf, atau
membentuk”Respons” atau hubungan-hubungan, tertentu dalam saraf sebagai hasil
respons-respons stmulasi.
1.Ada Beberapa Toko yang Memberikan Tentang Pengertian Belajar Seperti:
![*](file:///C:/DOCUME%7E1/SNOWNE%7E1/LOCALS%7E1/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image001.gif)
![*](file:///C:/DOCUME%7E1/SNOWNE%7E1/LOCALS%7E1/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image001.gif)
![*](file:///C:/DOCUME%7E1/SNOWNE%7E1/LOCALS%7E1/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image001.gif)
![*](file:///C:/DOCUME%7E1/SNOWNE%7E1/LOCALS%7E1/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image001.gif)
![*](file:///C:/DOCUME%7E1/SNOWNE%7E1/LOCALS%7E1/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image001.gif)
Dari kesimpulan di atas dapat disimpulkan bahwa belajar menyangkut
aspek perubahan dan pengalaman individu dengan semua aspek kepribadiannya.
Perubahan tersebut dapat berkenan dengan penguasaan dan pengetahuan, kecakapan,
sikap, nilai, motifasi, kebiasaan, dan minat apresiasi. Demikian npula dengan
pengalaman berkenan dengan segalah bentuk pengalaman atau hal-hal yang perna dialami.
Pengalaman karna membaca, melihat, mendengar, merasakan, melakukan menghayati,
membayangkan, merencanakan, dan melaksanakan.
2.Perumusan Pengertian Belajar
Untuk merumuskan definisi
belajar yang tepat maka tidak keliru jika kita mengingat taksonomi Bloom bahwa
belajar hendaknya mempengaruhi ketiga dimensi atau rana kehidupan manusia
yaitu:
![*](file:///C:/DOCUME%7E1/SNOWNE%7E1/LOCALS%7E1/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image001.gif)
![*](file:///C:/DOCUME%7E1/SNOWNE%7E1/LOCALS%7E1/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image001.gif)
![*](file:///C:/DOCUME%7E1/SNOWNE%7E1/LOCALS%7E1/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image001.gif)
Aktifitas belajar bagi setiap individu, tidak selamanya dapat
berlangsung secara wajar. Kadang-kadang lancar, kadang-kadang tidak,
kadang-kadang dapat cepat menangkap apa yang dipelajari, kadang-kadang terasa
amat sulit. Dalam hal semangat, terkadang semangatnya tinggi, tetapi juga sulit
untuk mengadakan konsentrasi. Demikian kenyataan yang sering kita jumpai pada
setiap anak didik dalam kehidupan sehari-hari dalam kaitannya dengan aktifitas
belajar. Setiap individu memang tidak ada yang sama. Perbedaan individu ini
pulalah yang menyebabkan perbedaan tingkah laku dikalangan anak didik
3.Sumbangan Teori-teori Belajar bagi Pembelajaran
a. Teori Empirisisme
Tokoh empirisisme
yang terkenal adalah Jhon Lock, mengatakan bahwa manusia seperti ”tabula rasa”
yang dilahirkan dalam keadaan kosong. Manusia yang dilahirkan layaknya seperti
kertas kosong sehinga dalam pertumbuhan dan perkembangannya tergantung lingkungannya
mau menulis apa pada kertas kosong tersebut.
Jhon B. Waston
yang mengatakan bahwa kalau bisa mengontrol lingkungan seseorang dengan tepat,
maka kita dapat melihat dan menerima perilaku yang kita inginkan, misalnya
seseorang bayi dididik seperti yang kita inginkan menjadi dokter, perawat,
guru, pendeta.
b.Teori Psikologi
Kognitif
Teori ini merumuskan
beberapa perilaku belajar peserta didik seperti:
1.Mempelajari bagaimana menyimpan dan memakai informsi
2.Menfokus bagaimana individu mengerti dan menghadirkan dunia luar
3.Cara berpikir dunia mempengaruhi tindakan dan tingka laku.
c.Teori Psikology
Humanistik
1.Menekankan setiap individu mempunyai potensi untuk mengontrol
perilakunya
2.Mempunyai kebebasan untuk mengarahkan masa depanya
3.Individu mempunyai komunitas untuk petumbuan pribadi
4.Mempunyai moral untuk merasa pecaya diri yang berharga.
d.Teori Psychology
Gestalt
![*](file:///C:/DOCUME%7E1/SNOWNE%7E1/LOCALS%7E1/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image001.gif)
![*](file:///C:/DOCUME%7E1/SNOWNE%7E1/LOCALS%7E1/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image001.gif)
B. Cara Mengatasi Kesulitan Belajar
Anak
yang memiliki keterlambatan kemampuan membaca, mengalami kesulitan dalam
mengartikan atau mengenali struktur kata-kata (misalnya huruf atau suara yang
seharusnya tidak diucapkan, sisipan, penggantian atau kebalikan) atau
memahaminya (misalnya, memahami fakta-fakta dasar, gagasan, utama, urutan
peristiwa, atau topik sebuah bacaan). Mereka juga mengalami kesulitan lain
seperti cepat melupakan apa yang telah dibacanya. Sebagian ahli berargumen
bahwa kesulitan mengenali bunti-bunyi bahasa (fonem) merupakan dasar bagi keterlambatan
kemampuan membaca, dimana kemampuan ini penting sekali bagi pemahaman hubungan
antara bunyi bahasa dan tulisan yang mewakilinya. Istilah lain yang sering
dipergunakan untuk menyebutkan keterlambatan membaca adalah disleksia. Istilah
ini sebenarnya merupakan nama bagi salh satu jenis keterlambatan membaca saja.
Semasa awal kanak-kanak, seorang anak yang menderita disleksia mengalami
kesulitan dalam mempelajari bahasa lisan. Selanjutnya ketika tiba masanya untuk
sekolah,anak ini mengalami kesulitan dalam mengenali dan mengeja kata-kata,
sehingga pada akhirnya mereka mengalami masalah dalam memahami maknanya.
C. Perlunya Diagnosa
Dalam Mengatasi Kesulitan Belajar
Sebelum menetapkan bagaiman memecahkan kesulitan belajar siswa,
guru harus memperhatiakan untuk terlebih dahulu melakukan identifikasi (upaya
mengenali gejala dengan cermat) terhadap fenomena yang menunjukan kemungkinan
adanya kesulitn belajar yang melanda
siswa tersebut. Upaya ini disebut diagnosisyang bertujuan menetapkan ”jenis penyakit” yakni kesulitan belajar.
Ada
beberapa langka diagnnosis yang harus diperhatikan oleh guru, antara lain :
- Melakukan obserfasi klas utuk melihat perilaku menyimpang siswa ketika mengikuti pelajaran.
- Memeriksa penglihatan dan pendengaran siswa khususnya yang diduga mengalami kesulitan belajar.
- Mewawancarai orangtua atau wali siswa untuk mengetahui hal ihwal keluarga yang mungkin menimbulkan kesulitan belajar.
- Membeikan tes diagnosik bidang kecakapan tertentu untuk mengtahui hakikat kesulitan belajar yang dialami siswa.
- Memberikan tes kemampuan intelegensi (IQ) khuusnya kepada siswa yang diduga mengalami keulitan belajar.
D. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar
Telah dikatakan
bahwa belajar adalah suatu proses yang menimbulkan terjadinya suatu perubahan
atau pembaharuan dalam tingka laku atau kecakapan. Perubahan itu dapat tercapai
atau dengan kata lain, berhasil baik atau tidaknya belajar itu tergantung pada
bermacam-macam faktor seperti:
- Faktor yang pada organisme itu sendiri yang disebut dengan faktor individual.
- Faktor yang ada diluar individu yang di sebut faktor sosial.
Dalam hal ini yang termasuk kedalam faktor individual antara lain:
- Kematangan/pertumbuhan. Kematangan/pertumbuhan karna adanya pertubuhan mental baru dikatakan berhasil jika tarap pertumbuhan pribadi telah memungkinkanya serta potensi-potensi jasmani dan rohaninya tela matang.
- Kecerdasan. Di samping kematangan, dapat tidakny seseorang mempelajari sesuatu dengan berhasil baik ditentukan/dipengaruhi pula oleh taraf kecerdasanya. Demikian pula halnya dalam mepelajari mata pelajarn dan kecakapan-kecakan lainya.
- Latihan dan Ulangan. Karna terlatih, karna seringkali mengulangi sesuatu, maka kecakapan dan pengetahuan yang dimilikinya dapat menjadi makin dikuasai dan makin mendalam. Dan seseorang dapat timbul minatnya kepadasesuatu itu, karna makin besar mintnya makin besar pula perhatianya sehinga memperbesar hasratnya untuk mempelajarinya.
- Motivasi. Motif merupakan pendorong bagi suatu organisme untuk melakukan sesuatu. Motif inrtinsik dapat mendorong seseorang sehingga akhirnya orang itu menjadi spesialis dalam bidang ilmu pengetahuan tertentu. Karna tidak mungkin seseorang mau berusaha mepelajari sesuatu dengan sebaik-baiknya, jika ia tidak mengetahui betapa penting dan faedanya hasil yang akan di capai dari hasil belajarnya itu baga dirinya.
- Sifat-sifat Pribadi Seseorang. Sifat-sifat kepribadian yang ada pada seseorang itu sedikit banyaknya turut pula mempengaruhi sampai dimanakah hasil belajarnya dapat dicapai, termasuk ke dalam sifat-sifat kepribadian ini adalah faktor fisik kesehatan dan kondisi badan.
- Keadaan Keluarga. Adanya beberapa perbedaan keluarga seperti, yang kaya dan yang miskin, yang selalu diliputi oleh suasana tenteram dan damai,dan yang mempunyai cita-cita yang tingi bagi anak-anaknya.
- Guru dan Cara Mengajar. Faktor guru dan cara mengajarnya merupakan faktor yang sangat penting, bagaimana sikapdan kepribadian guru, tinggi rendahnya pengetahuan yang dimiliki oleh guru, dan bagaimana caraguru itu mngajarkan pengetahuan kepada anak-anak didiknya, trit menentukan bagaimana hasil belajar yang dicapai anak.
- Alat-alat Pelajaran. Sekolah yang cukupmemiliki alat-alat dan perlengkapan yang di perlukan untuk belajar di taba dengan cara belajar yang baik dari guru-gurunya, kecakapan guru dalam menggunakan alat-alat itu, akan memparmudah dan mempercepat belajar anak-anak.
- Motivasi Sosial. Anak dapat menyadari apa gunanya belajardan apa tujuan yang hendak dicapidengan pelajaran itu, jika di beri perangsang,diberi motivasi yang baik dan sesuai.
- Lingkungan dan Kesempatan. Banyak pula anak-anak yang tidak dapat belajar dengan baik dan tidak dapat mempertinggi hasil belajarnya,akibat tidak adanya kesempatan yang di sebabkan oleh sibuknya pekerjaan setiap hari, pengaru lingkungan yang buruk dan negatif serta faktor-faktor lain terjadi di luar kemampuanya.
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Setelah menguraikan beberapa
penting pengajaran mengatasi kesulitan belajar, maka penulis menyimpulkan bahwa
kesulitn belajar adalah ditinjau dari sudut pandang analisis sistem sehinga
adanya kesulitan belajar adany faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan hasil
belajar. Siswa dikatakan berhasil jika bisa atau mampu menghadapi faktor-faktor
yang mempengaruhi proses dan hasil belajar.
B.Saran
Dari uraian di atas penulis
menyarankan agar setelah membaca/mempelajari mengenai hal belajar dapat kiranya
meneliti kekurangan-kekurangan dan hambatan apa yang merintangi belajar dan
bagaimana cara belajar yang baikbagi semua orang. Dan mampu memahami mengenai
apa yang telah di bahas diatas.
KEPUSTAKAAN
Darkir. 1978. Dasar-Dasar Psikologi. Yogyakarta : IKIP Yogyakarta.
Dimyanti. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : PT. Rineka Cipta.
Johnson. 1966. Psikologi Pendidikan. Jakarta : Gramedia.
Koesmartono dan Rawuh. 1972. Matematika Pendahuluan. Bandung : ITB.
Rey. 1984. Prinsip dan Teknik Belajar. Jakarta : Polya.
Rika Joni, T. 1984. Strategi Belajar Mengajar. Yogyakarta : UGM.
Dimyanti. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : PT. Rineka Cipta.
Johnson. 1966. Psikologi Pendidikan. Jakarta : Gramedia.
Koesmartono dan Rawuh. 1972. Matematika Pendahuluan. Bandung : ITB.
Rey. 1984. Prinsip dan Teknik Belajar. Jakarta : Polya.
Rika Joni, T. 1984. Strategi Belajar Mengajar. Yogyakarta : UGM.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar