Kamis, 24 November 2011


MAKALAH


MENGATASI KESULITAN BELAJAR




Di Susun Untuk  Memenuhi Syarat Mata Kuliah Psikologi Pendidikan 
Di Serahkan Kepada  : Uli Saut P. Nainggolan, M.Th




Di Susun Oleh :

 Nama Mahasiswa         : Riswanto Lago
                                  Semester           : V 



SEKOLAH TINGGI TEOLOGI SANTOSA ASIH
 JAKARTA
2011




DAFTAR ISI


BAB I PENDAHULUAN                                                      
  1. Latar Belakang Masalah                                                .....................................!
  2. Tujuan Penulian                                                             .....................................!!
  3. Batasa Masalah                                                              .....................................!!
BAB II MENGATASI KESULITAN BELAJAR
A. Pengertian Belajar                                                           ....................................1
    1. Toko yang Memberikan Pengertian Belajar                ..........................................1
    2. Perumusan Pengertian Belajar                                     ..........................................2
    3. Sumbangan Teori Belajar                                            .........................................3
B. Cara Mengatasi Kesulitan Belajar                                  ..........................................6
C. Perlunya Diaknosa dalam Mengatasi Kesulitan Belajar ...........................................7
D. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesulitan Belajar    ..........................................8
BAB III PENUTUP
      A.  Kesimpulan                                                                   ......................................10
      B.  Saran                                                                              .....................................10
KEPUSTAKAAN                                                                     .......................................11




BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Sebagai seorang guru yang sehari-hari mengajar di sekolah, tentunya tidak jarang harus menangani anak-anak yang mengalami kesulitan dalam belajar. Anak-anak yang sepertinya sulit sekali menerima materi pelajaran, baik pelajaran membaca, menulis, serta berhitung. Hal ini terkadang membuat guru menjadi frustasi memikirkan bagaimana menghadapi anak-anak seperti ini. Demikian juga para orang tua yang memiliki anak-anak yang memiliki kesulitan dalam belajar. Harapan agar anak mereka menjadi anak yang pandai, mendapatkan nilai yang baik di sekolah menambah kesedihan mereka ketika melihat kenyataan bahwa anak-anak mereka kesulitan dalam belajar.
Akan tetapi yang lebih menyedihkan adalah perlakuan yang diterima anak yang mengalami kesulitan belajar dari orang tua dan guru yang tidak mengetahui masalah yang sebenarnya, sehingga mereka memberikan cap kepada anak mereka sebagai anak yang bodoh, tolol, ataupun gagal.
Akan tetapi yang lebih menyedihkan adalah perlakuan yang diterima anak yang mengalami kesulitan belajar dari orang tua dan guru yang tidak mengetahui masalah yang sebenarnya, sehingga mereka memberikan cap kepada anak mereka sebagai anak yang bodoh, tolol, ataupun gagal.


B.Tujuan Penulisan
Ada beberapa  tujuan untuk mengatasi kesulitan belajar sebagai berikut :
1.Untuk mengetahui kesulitan-kesulitan yang  yang dihadapi dalam belajar.
2.Untuk memenuhi kebutuhanya dalam mengatasi kesulitanya.
3. Untuk menambah pengeahuan yang  dimiliki.
                               .

C.Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis dapat menyimpulkan rumusan masalahnya sebagai berikut                                             .
1.Kesulitan apa saja yang dihadapi oleh siswa                        .
2.Apakah penyebab kesulitan siswa                                  .
3.Tindakan apa saja yang dilakukan untuk mengatasi kesulitan siswa dalam menyelesaikan permasalahanya dalam belajar                       .









BAB II
PEMBAHASAN
MENGATASI KESULITAN BELAJAR

A.Pengertian Belajar
Belajar adalah bentuk belajar dalam urat saraf, atau membentuk”Respons” atau hubungan-hubungan, tertentu dalam saraf sebagai hasil respons-respons stmulasi.

1.Ada Beberapa Toko yang Memberikan Tentang Pengertian Belajar Seperti:
*      Whiterington (1952:h.165), ”belajar adalah merupakan perubahan kepribadian, yang sebagai pola-pola yang baru yang berbentuk keterampilan, sikap, kebiasan, pengetahuan dan keterampilan”.
*      Hilgart (1962:h.252), ”belajar adalah suatu proses dimana perilaku muncul atau berubah karna adanya respons terhadap situasi”.
*      Crow and crow (1958:h.225), ”belajar adalah diperolenya kebiasaan-kebiasaan, pngetahuan, dan sikap baru.
*      Di Vesta and Thompson (1970:h.112), ”belajar adalah peruahan tingka laku yang relatif menetap sebagai hasil dan pengalaman”.
*      Gage and Berliner (1970:h.256), ”belajar adalah suatu proses perubahan tingka laku yang terjadi karna pengalaman”.
Dari kesimpulan di atas dapat disimpulkan bahwa belajar menyangkut aspek perubahan dan pengalaman individu dengan semua aspek kepribadiannya. Perubahan tersebut dapat berkenan dengan penguasaan dan pengetahuan, kecakapan, sikap, nilai, motifasi, kebiasaan, dan minat apresiasi. Demikian npula dengan pengalaman berkenan dengan segalah bentuk pengalaman atau hal-hal yang perna dialami. Pengalaman karna membaca, melihat, mendengar, merasakan, melakukan menghayati, membayangkan, merencanakan, dan melaksanakan.

2.Perumusan Pengertian Belajar
            Untuk merumuskan definisi belajar yang tepat maka tidak keliru jika kita mengingat taksonomi Bloom bahwa belajar hendaknya mempengaruhi ketiga dimensi atau rana kehidupan manusia yaitu:
*      Rana Kognitif menyakut pikiran, akal budi, pengetahuan, dan intelktual seseorang. Dari aspek ini mnusia jika belajar dengan sungguh-sungguh maka akan menjadi manusia yang cerdas, pintar, pandai, dan bahkan sangat jenius.
*      Rana Afektif, afektif sangat berkaitan dengan sikap, emosi, perasaan, dan mentalitas seseorang. Pada aspek ini jika seseorang terlibat belajar maka besar kemungkinan akan menjadi orang-orang yang sangat matang atau dewasa.
*      Ranah Psikomotoik, menyangkut gerakan refleks tubuh, kemampuan melakukan sesuatu.
Aktifitas belajar bagi setiap individu, tidak selamanya dapat berlangsung secara wajar. Kadang-kadang lancar, kadang-kadang tidak, kadang-kadang dapat cepat menangkap apa yang dipelajari, kadang-kadang terasa amat sulit. Dalam hal semangat, terkadang semangatnya tinggi, tetapi juga sulit untuk mengadakan konsentrasi. Demikian kenyataan yang sering kita jumpai pada setiap anak didik dalam kehidupan sehari-hari dalam kaitannya dengan aktifitas belajar. Setiap individu memang tidak ada yang sama. Perbedaan individu ini pulalah yang menyebabkan perbedaan tingkah laku dikalangan anak didik

3.Sumbangan Teori-teori Belajar bagi Pembelajaran
a. Teori Empirisisme
            Tokoh empirisisme yang terkenal adalah Jhon Lock, mengatakan bahwa manusia seperti ”tabula rasa” yang dilahirkan dalam keadaan kosong. Manusia yang dilahirkan layaknya seperti kertas kosong sehinga dalam pertumbuhan dan perkembangannya tergantung lingkungannya mau menulis apa pada kertas kosong tersebut.
            Jhon B. Waston yang mengatakan bahwa kalau bisa mengontrol lingkungan seseorang dengan tepat, maka kita dapat melihat dan menerima perilaku yang kita inginkan, misalnya seseorang bayi dididik seperti yang kita inginkan menjadi dokter, perawat, guru, pendeta.

b.Teori Psikologi Kognitif
            Teori ini merumuskan beberapa perilaku belajar peserta didik seperti:
1.Mempelajari bagaimana menyimpan dan memakai informsi
2.Menfokus bagaimana individu mengerti dan menghadirkan dunia luar
3.Cara berpikir dunia mempengaruhi tindakan dan tingka laku.

c.Teori Psikology Humanistik
1.Menekankan setiap individu mempunyai potensi untuk mengontrol perilakunya
2.Mempunyai kebebasan untuk mengarahkan masa depanya
3.Individu mempunyai komunitas untuk petumbuan pribadi
4.Mempunyai moral untuk merasa pecaya diri yang berharga.

d.Teori Psychology Gestalt
*      manusia adalah organisme yang aktif berusaha mencapai tujuan yang dipengaruhi oleh didalam dan diluar individu.
*      Belajar terjadi pada seseorang jika dia mendapat pengetahuan yang baru ”insigat’ itu diperoleh ketika ia melihat hubungan tertentu antara beberapa unsur dalam situasi itu, sehinga huungan itu menjadi jelas baginya.

B. Cara Mengatasi Kesulitan Belajar
Anak yang memiliki keterlambatan kemampuan membaca, mengalami kesulitan dalam mengartikan atau mengenali struktur kata-kata (misalnya huruf atau suara yang seharusnya tidak diucapkan, sisipan, penggantian atau kebalikan) atau memahaminya (misalnya, memahami fakta-fakta dasar, gagasan, utama, urutan peristiwa, atau topik sebuah bacaan). Mereka juga mengalami kesulitan lain seperti cepat melupakan apa yang telah dibacanya. Sebagian ahli berargumen bahwa kesulitan mengenali bunti-bunyi bahasa (fonem) merupakan dasar bagi keterlambatan kemampuan membaca, dimana kemampuan ini penting sekali bagi pemahaman hubungan antara bunyi bahasa dan tulisan yang mewakilinya. Istilah lain yang sering dipergunakan untuk menyebutkan keterlambatan membaca adalah disleksia. Istilah ini sebenarnya merupakan nama bagi salh satu jenis keterlambatan membaca saja. Semasa awal kanak-kanak, seorang anak yang menderita disleksia mengalami kesulitan dalam mempelajari bahasa lisan. Selanjutnya ketika tiba masanya untuk sekolah,anak ini mengalami kesulitan dalam mengenali dan mengeja kata-kata, sehingga pada akhirnya mereka mengalami masalah dalam memahami maknanya.
C. Perlunya Diagnosa Dalam Mengatasi Kesulitan Belajar
            Sebelum menetapkan bagaiman memecahkan kesulitan belajar siswa, guru harus memperhatiakan untuk terlebih dahulu melakukan identifikasi (upaya mengenali gejala dengan cermat) terhadap fenomena yang menunjukan kemungkinan adanya kesulitn  belajar yang melanda siswa tersebut. Upaya ini disebut diagnosisyang bertujuan menetapkan  ”jenis penyakit” yakni kesulitan belajar.
Ada beberapa langka diagnnosis yang harus diperhatikan oleh guru, antara lain :
  1. Melakukan obserfasi klas utuk melihat perilaku menyimpang siswa ketika mengikuti pelajaran.
  2. Memeriksa penglihatan dan pendengaran siswa khususnya yang diduga mengalami kesulitan belajar.
  3. Mewawancarai orangtua atau wali siswa untuk mengetahui hal ihwal keluarga yang mungkin menimbulkan kesulitan belajar.
  4. Membeikan tes diagnosik bidang kecakapan tertentu untuk mengtahui hakikat kesulitan belajar yang dialami siswa.
  5. Memberikan tes kemampuan intelegensi (IQ) khuusnya kepada siswa yang diduga mengalami keulitan belajar.
D. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar
            Telah dikatakan bahwa belajar adalah suatu proses yang menimbulkan terjadinya suatu perubahan atau pembaharuan dalam tingka laku atau kecakapan. Perubahan itu dapat tercapai atau dengan kata lain, berhasil baik atau tidaknya belajar itu tergantung pada bermacam-macam faktor seperti:
  1. Faktor yang pada organisme itu sendiri yang disebut dengan faktor individual.
  2. Faktor yang ada diluar individu yang di sebut faktor sosial.
Dalam hal ini yang termasuk kedalam faktor  individual antara lain:
  • Kematangan/pertumbuhan. Kematangan/pertumbuhan karna adanya pertubuhan mental baru dikatakan berhasil jika tarap pertumbuhan pribadi telah memungkinkanya serta potensi-potensi jasmani dan rohaninya tela matang.
  • Kecerdasan. Di samping kematangan, dapat tidakny seseorang mempelajari sesuatu dengan berhasil baik ditentukan/dipengaruhi pula oleh taraf kecerdasanya. Demikian pula halnya dalam mepelajari mata pelajarn dan kecakapan-kecakan lainya.
  • Latihan dan Ulangan. Karna terlatih, karna seringkali mengulangi sesuatu, maka kecakapan dan pengetahuan yang dimilikinya dapat menjadi makin dikuasai dan makin mendalam. Dan seseorang dapat timbul minatnya kepadasesuatu itu, karna makin besar mintnya makin besar pula perhatianya sehinga memperbesar hasratnya untuk mempelajarinya.
  • Motivasi. Motif merupakan pendorong bagi suatu organisme untuk melakukan sesuatu. Motif inrtinsik dapat mendorong seseorang sehingga akhirnya orang itu menjadi spesialis dalam bidang ilmu pengetahuan tertentu. Karna tidak mungkin seseorang mau berusaha mepelajari sesuatu dengan sebaik-baiknya, jika ia tidak mengetahui betapa penting dan faedanya hasil yang akan di capai dari hasil belajarnya itu baga dirinya.
  • Sifat-sifat Pribadi Seseorang. Sifat-sifat kepribadian yang ada pada seseorang itu sedikit banyaknya turut pula mempengaruhi sampai dimanakah hasil belajarnya dapat dicapai, termasuk ke dalam sifat-sifat kepribadian ini adalah faktor fisik kesehatan dan kondisi badan.
  • Keadaan Keluarga. Adanya beberapa perbedaan keluarga seperti, yang kaya dan yang miskin, yang selalu diliputi oleh suasana tenteram dan damai,dan yang mempunyai cita-cita yang tingi bagi anak-anaknya.
  • Guru dan Cara Mengajar. Faktor guru dan cara mengajarnya merupakan faktor yang sangat penting, bagaimana sikapdan kepribadian guru, tinggi rendahnya pengetahuan yang dimiliki oleh guru, dan bagaimana caraguru itu mngajarkan pengetahuan kepada anak-anak didiknya, trit menentukan bagaimana hasil belajar yang dicapai anak.
  • Alat-alat Pelajaran. Sekolah yang cukupmemiliki alat-alat dan perlengkapan yang di perlukan untuk belajar di taba dengan cara belajar yang baik dari guru-gurunya, kecakapan guru dalam menggunakan alat-alat itu, akan memparmudah dan mempercepat belajar anak-anak.
  • Motivasi Sosial. Anak dapat menyadari apa gunanya belajardan apa tujuan yang hendak dicapidengan pelajaran itu, jika di beri perangsang,diberi motivasi yang baik dan sesuai.
  • Lingkungan dan Kesempatan. Banyak pula anak-anak yang tidak dapat belajar dengan baik dan tidak dapat mempertinggi hasil belajarnya,akibat tidak adanya kesempatan yang di sebabkan oleh sibuknya pekerjaan setiap hari, pengaru lingkungan yang buruk dan negatif serta faktor-faktor lain terjadi di luar kemampuanya. 





BAB III
PENUTUP


A.Kesimpulan
            Setelah menguraikan beberapa penting pengajaran mengatasi kesulitan belajar, maka penulis menyimpulkan bahwa kesulitn belajar adalah ditinjau dari sudut pandang analisis sistem sehinga adanya kesulitan belajar adany faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar. Siswa dikatakan berhasil jika bisa atau mampu menghadapi faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar.

B.Saran
 Dari uraian di atas penulis menyarankan agar setelah membaca/mempelajari mengenai hal belajar dapat kiranya meneliti kekurangan-kekurangan dan hambatan apa yang merintangi belajar dan bagaimana cara belajar yang baikbagi semua orang. Dan mampu memahami mengenai apa yang telah di bahas diatas.







KEPUSTAKAAN

Darkir. 1978. Dasar-Dasar Psikologi. Yogyakarta : IKIP Yogyakarta.

Dimyanti. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Johnson. 1966. Psikologi Pendidikan. Jakarta : Gramedia.

Koesmartono dan Rawuh. 1972. Matematika Pendahuluan. Bandung : ITB.

Rey. 1984. Prinsip dan Teknik Belajar. Jakarta : Polya.

Rika Joni, T. 1984. Strategi Belajar Mengajar. Yogyakarta : UGM.























Tidak ada komentar:

Posting Komentar