BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Dalam dunia pendidikan, salah satu kunci
untuk menentukan kualitas lulusan adalah kurikulum pendidikannya. Karena
pentingnya maka setiap kurun waktu tertentu kurikulum selalu dievaluasi untuk
kemudian disesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, kemajuan teknologi
dan kebutuhan pasar. Departemen Pendidikan Nasional juga secara teratur
melakukan evaluasi terhadap peraturan yang berkait dengan kurikulum. Tidak
dapat dipungkiri bahwa perkembangan teknologi, pengetahuan dan metode belajar
semakin lama semakin maju pesat. Ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang
begitu pesat. Begitu pun pola pembiayaan pendidikan serta kondisi sosial,
termasuk perubahan pada tuntutan profesi serta kebutuhan dan keinginan
pelanggan. Semua itu ikut memberikan dorongan bagi penyelenggara pendidikan
untuk selalu melakukan proses perbaikan, modifikasi, dan evaluasi pada
kurikulum yang digunakan.
- Tujuan Penulisan
Adapun
yang mmenjadi tujuan dari ppenulisan makalah ini, antara lain :
Ø Untuk
memberikan sumbangsih pemikiran bagi setiap mahasiswa/i, bahwa kurikulum sangat
dibutuhkan dalam pencapaian tugas pendidikan
Ø Untuk
memberikan pemahaman bagi setiap gereja Tuhan, akan pentingnya kurikulum untuk
menyusun program gereja terlebih dalam sekolah bagi para guru-guru.
- Batasan Masalah
Agar
makalah ini terfokus dan yidak menyimpang dari judul makalah yang di akan di
bahas, maka penulis memberikan batasan masalah, yakni pentingnya kurikulum dalam tugas pendidikan
BAB II
PENTINGNYA KURIKULUM DALAM TUGAS PENDIDIKAN
A. Pegertian
Kurikulum
adalah rencana program pengajaran atau pendidikan yang akan diberikan kepada
anak didik untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan
sebelumnya. Ibarat orang yang akan membangun rumah, kurikulum adalah
‘blue print’ atau gambar cetak birunya.[1]
Secara
etimologis kurikulum bersifat dari kata curere yang berarti lari cepat,
tergesa-gesa. Currere dikata bendakan menjadi curriculum berarti perjalanan,
peredaran, dan gerakan berkeliling lamanya. Pengertian umumnya kurikulum adalah
suatu alat/jembatan untuk mencapai tujuan .secara tradisional menurut
William.B.Ragan mengemukakan bahwa “Tradionally, the curriculum has meant the
subject taught in school, or course of study”.[2]
Definisi kerja
kurikulum sekolah pada dasarnya merupakan suatu alat/usaha untuk mencapai
tujuan pendidikan yang diinginkan oleh sekolah tertentu yang dianggap cukup
tepat dan penting untuk dicapai, maka harus meninjau tujuan yang selama ini
digunakan oleh sekolah tersebut.
- Tujuan Kurikulum
Tujuan pendidikan
dapat dijabarkan dari tujuan tertinggi yaitu tujuan yang akan dicapai yang
disebut tujuan pendidikan nasional sampai dengan tujuan terendah yaitu tujuan
yang akan dicapai setelah kegiatan belajar.
Tujuan pendidikan secara hirarkis:
- tujuan nasional
- tujuan institusioanal
- tujuan kurikuler
- tujuan instruksional[3]
Tujuan pendidikan
tersebut harus dicapai secara bertingkat. Tingkatan paling bawah harus
mendukung untuk tercapainya pendidikan tujuan nasional. Jadi, fungsi kurikulum disini
adalah sebagai alat untukatau jembatan untuk mencapai tujuan.
C. Peranan Kurikulum
Kurikulum sebagai program pendidikan yang telah direncanakan secara
sistematis mengemban peranan yang sangat penting bagi pendidikan para siswa.
Kalau kita analisa sifat dari masyarakat dan jebudayaan maka kita akan
menentukan paling tidak ada 3 jenis peranan kurikulum yang dinilai sangat
penting:
a) Peranan konservatif:
salah satu tanggung jawab kurikulum adalah menstransmisikan dan mentafsirkan
warisan sosial dengan dan generasi muda. Karena adanya peranan ini, maka
sesungguhnya kurikulum itu berorientasi pada masa lampau dan peranan ini sanat
mendasar tafsirnnya.
b) Peranan kritis atau
evaluatif: kurikulum turut aktif berpartisipasi dalam kontrol sosial dan
menekankan pada unsur berpikir kritis. Dengan demikian, kurikulum perlu
mengadakan pilihan yang tepat atas dasar kriteria tertentu.
c)
Peranan kreatif: mencipta dan menyusun sesuatu yang baru sesuai dengan
kebutuhan masa sekarang dan masa mendatang dalam masyarakat guna membantu tiap
individu dalam mengemabangkan semua potensi yang apaadanya.
Ketiga peranan tersebut berjalan
seimbang, dalam arti terdapat keharmonisan diantara ketigannya dan membawa para
siswa menuju kepada kebudayaan masa depan.
D. Fungsi Kurikulum
Disamping kurikulum memiliki peranan juga memiliki atau mengemban berbagai
fungsi. Alexander Inglis dalam bukunya “Principle of Secondary Education
(1918).” menyatakan bahwa fungsi kurikulum adalah :
1. Fungsi penyesuaian: individu
hidup dalam lingkungan. Setiap individu harus mampu
menyesuaikan dirinya terhadap lingkungannya secara menyeluruh. Oleh karena
lingkungannya sendiri senantiasa berubah, bersifat dinamis, maka individu pun
harus memiliki kemampuan menyesuaikan diri secara dinamis pula, dan ini sesauai
kondisi perorangan.
2. fungsi integrasi: kurikulum
berfungsi mendidik pribadi yang terintigrasi. Oleh karena individu itu sendiri
merupakan bagi integral dari masyarakat.
3. fungsi deferensiasi:
kurikulum perlu memberikan layanan terhadap perbedaan perorangan dalam
masyarakat, dan hal ini dapat membuat orang berpikir kritis dan kreatif.dan ini
mendorong kemajuan sosial dalam masyarakat.
4. fungsi persiapan: kurikulum
berfungsi mempersiapkan siswa agar mampu melanjutkan studi lebih lanjut untuk
suatu jangkauan yang lebih jauh, apakah melanjutkan kesekolah yang lebih tinggi
atau persiapan untuk belajar didalam masyarakat seanadainya dia tidak mungkin
melanjutkan.
5. Fungsi pemilihan: anatara
keperbedaan dengan pemilihan adalah dua hal yang erat sekali hubungannya.
Pengakuan atas perbedaan berarti pula diberikannya kesempatan bagi seseorang
untuk memilih apa yang diinginkannya dan menarik minatnya. Kedua hal tersebut
merupakan kebutuhan bagi masyarakat yang menganut sistem demokrasi. Untuk mengembangkan
kemampuan tersebut maka kurikulum perlu disusun secara luas berarti fleksibel
atau luwes.
6. Fungsi diagnostik: salah satu
segi pelayanan pendidikan ialah membantu mengarahkan para siswa agar
mereka mampu dan mengarahkan para siswa agar mereka mampu memahami dan menerima
dirinya sehingga dapat mengembangkan semua potensi yang dimilikinya. Ini dapat dilakukan
apabila mereka dapat menyadari semua kelemahan dan kekuatan yang dimilikinya
melalui eksplorasi dan pronosa, sehingga selanjutnya dia sendiri yang
memperbaiki kelemahan itu dan mengembangkan sendiri kekuatan yang ada.
Fungsi-fungsi tersebut dilaksanakan oleh kurikulum secara keseluruhan.
Fungsi-fungsi itu memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan
para siswa sejalan dengan arah dari filsafat pendidikan dari tujuan pendidikan
yang diharapkan oleh institusi pendidikan yang bersangkutan.[4]
- Manfaat Kurikulum Dalam Tingkat Satuan Pendidikan Bagi Sekolah.
- Mendorong terwujudnya otonomi sekolah dalam penyelenggaraan pendidikan. KTSP memberikan otonomi luas kepada sekolah dan satuan pendidikan, disertai seperangkat tanggung jawab untuk mengembangkan kurikulum sesuai dengan kondisi dan kebutuhan daerah setempat
- KTSP memberi peluang yang lebih luas kepada sekolah – sekolah plus untuk mengembangkan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan. Pola kurikulum baru pada KTSP adalah memberi kebebasan kepada sekolah untuk menyusun kurikulumnya sendiri, KTSP ini memberi peluang pada sekolah-sekolah plus untuk lebih mengambangkan variasi kurikulum yang ditetapkan pemerintah.[5]
Dengan adanya KTSP maka sekolah plus bisa lebih bebas untuk
menentukan kurikulumnya yang sesuai dengan kebutuhan sekolah tersebut.
.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dengan makalah
ini, penulis memberi kesimpulan bahwa pentingnya kurikulum dalam suatu pendidkan
itu dangat penting karena dengan adanya kurikulum dalam pendidikan tujuan yang
akan dicapai dalam pendidikan akan terlaksana sesuai dengan tujuan yang akan
dicapai, karena peranan kurikulum itu mencangkup seluruh kegiatan dalam
pendidikan baik dalam proses pembelajaran mapupub seluruh program pendidikan.
Kurikulum membantu untuk dapat mengetahui persoalan yang ada dalam pendidikan.
B.
Saran
Dengan adanya tujuan
pendidikan dapat dijabarkan dari tujuan tertinggi yaitu tujuan yang akan
dicapai yang disebut tujuan pendidikan nasional. Kurikulum sebagai program
pendidikan yang telah direncanakan secara sistematis mengemban peranan yang
sangat penting bagi pendidikan para siswa. Fungsi-fungsi itu memberikan
pengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan para siswa.
Dalam rangka menunjang implementasikan kurikulum
berbasis kompetensi, maka diharapkan sekolah (kepala sekolah dan guru) dapat
menciptakan lingkungan yang kondusif dalam proses belajar mengajar di kelas.
Untuk meningkatkan kualitas pembelajar di kelas, guru perlu meningkatkan
partisipasi siswa melalui penugasan pada mata pelajaran yang relevan dengan
memanfaatkan perpustakaan sekolah seba-gai sumber belajar.
KEPUSTAKAAN
Mulyasa, E. 2006. Kurikulum
Yang Disempurnakan, Pengembangan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar. Jakarta:
PT Gramedia Widiasarana Indonesia.
Mulyasa, E. 2007. Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Sanjaya. 2006. Pembelajaran dalam
Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Kencana Prenada Media
Group.
[2] Sanjaya. Pembelajaran dalam Implementasi
Kurikulum Berbasis Kompetensi. (Jakarta: Kencana Prenada Media Group 2006).
[4] Mulyasa, E. 2006. Kurikulum Yang
Disempurnakan, Pengembangan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar. Jakarta:
PT Gramedia Widiasarana Indonesia.
[5] Mulyasa, E. Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan.( Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar